Muka bantal walau
dah cuci muka dan cuci tangan. Albert beranjak membawa handuk dan aku membawa
tempat sabun dan perlengkapan mandi lainnya. Maklum lah, di sini peralatan
mandi itu nggak boleh ditinggal di kamar mandi karena kamar mandi di sini kamar
mandi umum. Suasana asrama sangat sepi di jam perkulihan seperti ini, yang
terdengar hanya suara mesin pompa air yang non stop terus bekerja pagi siang
sore malam.
Jalan menyusuri
lorong asrama yang sunyi, mudah-mudahan tidak ada culik yang menculik Albert
dariku. Hehehehe.... Siapa juga yang mau culik Albert, palingan kalau sesama
om-om ....... (sensor). Hahahaha... Akankah eps. kali ini berjalan lancar kah?
Atau kah hanya menjadi hari-hari yang biasa ku lewati di asrama. Aku ingin ada
yang spesial di hari ini, karena hari ini Albert milikku dan milikku. Maklum
hari ini sudah pinjam dari bapaknya, jadi sebelum dikembalikan harus
dimaksimalkan harinya di sini. Albert
butuh kesenangan, om butuh ke hangatan. Sini donk Albert om angetin.
Hehehehe...
Tak lama kok menuju
kamar mandi, wong masih satu bangunan juga yang paling berjarak 10 meter aja
dari kamarku. Di asrama terdapat bilik-bilik kamar mandi yang banyak dan di
posisiku sekarang ada terdapat 32 bilik dan aku pilih yang sebelah Selatan
bagian kiri paling pojok. Paling suka pilih kamar mandi yang pojokan, enatah
kenapa ya? Mungkin ada daya mistisnya. Hihihi....
Untuk ukuran asrama,
kamar mandi di sini sudah terbilang cukup mewah untuk di sekitarannya. Kamar
mandi yang difasilitasi dengan shower walau nggak ada pemanas airnya. Kalau mau
mandi ya tinggal buka keran showernya dan air langsung terpancur dari atas. Begitu
cara menggunakan showernya, tapi nggak ada dokumentasinya ya. Oke...
Next....
Langkah kaki Albert
telah masuk ke dalam kamar mandi dan aku pun pastikan sekitaran, takut ada yang
mau ikutan. Kalau ada yang mau ikutan boleh nggak ya? Hihihihi... Nggak boleh,
Albert sudah ku carter untuk seharian ini. Hemmmm... Perlahan pintu kamar madi
pun ku tutup.
Creeeeeeeekkkkkk.....
Tek.
Suara pintu ditutup
dan dikunci.
Zeeeeeerrrrrrrrrtttttttttt.....
Suara ziper dibuka.
Tek....
Suara kepala tali
pinggang terkena pintu kamar mandi yang terbuat dari aluminium. Satu persatu
pakaian telah di lucuti dan kita ahirnya telah ...............
(sensor)............. Jezzzzzzzzz.... Suara keran dibuka dan air shower pun
mulai muncrat. Sungguh pemandangan yang luar biasa. Ku melihat Albert.....
Oh.... Tidaaaaakkkkkk..... Duh jadi ngaceng nie.
(Sensor)
Skip....
Next....
Akhirnya kita
handukan dan mengenakan pakaian kembali. Dan setelah rapi dan ganteng ku lihat
Albert bersisir, aku membawanya ke kantorku. Tak lupa Albert membawa minuman
kaleng yang dibeli di mall malam itu. Sekaleng Sprite ukuran kaleng slim. Tak
lupa aku membawa laptopku dan memutarkan film di laptopku dan aku bekerja
denagn komputerku. Albert itu suka anime juga dan kali itu yang ku putar adalah
serial NARUTO. Albert terlihat serius menontonya seperti nonton bioskop dengan
ditemani sekaleng sprite lite.
Kalau di kantor aku
nggak bisa berbuat banyak. Maklum, untuk sekarang aku lagi menjadi babu orang.
Sabar ya Albert, kemaren itu kamu ku ajak untuk renang kan. Hehehe...
"Nanti siang
kita pergi ya." ujarku.
"Ke mana?"
tanyanya.
"Ke kolam
renang lah." jawabku.
"Ya."
jawab Albert dengan nada datar.
Nie bocah kalau dah
nonton anime fokus. Hemmmmm..... Tak mengapalah. Melihatnya senang aku akan
senang, dan bahagianya adalah bahagiaku. Hehehehe... Aku memang pecinta
bocah.... Namun ku bukan buaya yang setia pada seribu gadis, ku hanya seonggok
Raptor. Hihihihi... Yang tak setia pada seribu bocah.
****
Loh.... Min! Cerita
mandinya mana tadi? Kok di skip? Ah.... Nggak jelas nie adminnya. Bikin greget
dan PHP doang. Bikin cerita nanggung aja. Anjay....
Hehehehe....
Sabar, sabar sodara.
Jangan main bacok-bacokan dulu, emang kita jangan panasin sekarang. Ngayal aja
dulu nie. Hihihi...
Nggak jelas nanti
gua bantai lo min. Issssss.... Nggak jelas.
Hahahaha.
****
Menatap Albert penuh
harap dan maksud membuat memoriku memutar kejadian yang baru terjadi pagi ini.
Walau lagi kerja dengan komputerku, tapi ingatan itu membuatku senyum-senyum
sendiri dan ingin rasanya mengulangi lagi ke masa itu.
(Flashback)
Creeeeeeeekkkkkk.....
Tek.
Suara pintu ditutup
dan dikunci.
Zeeeeeerrrrrrrrrtttttttttt.....
Suara ziper dibuka.
Tek....
Suara kepala tali
pinggang terkena pintu kamar mandi yang terbuat dari aluminium. Satu persatu
pakaian telah di lucuti dan aku membantu Albert untuk membuka pakaiannya walau
sebenarnya tak perlu sih untuk dibantu, karena Albert itu dah gede dan bisa
buka pasang pakaiannya sendiri. Aku juga perlahan-lahan juga membuka pakaianku
satu-persatu. Hemmmm... Tinggal satu poin lagi. Albert belum buka semvak dan
aku juga belum buka semvak. Jantung ini deg degan banget. Agak malu dan risih
gimana gitu ya kalau bugi di depan orang lain, karena hal itu nggak kulakukan
kecuali untuk keadaan yang khusus. Hihihi...
Oke...
Langsung aja.
Zep.....
Aku pun menanggalkan
semvakku dan menunggu Albert gimana reaksinya. Akhirnya Albert juga menanggalkan selai kain terakhir yang
menempel di tubuhnya. Wow.... Wow.... Pancaran yang begitu eksotis... Aduh,
langsung bereaksi ini. Tenang-tenag dulu.... Nampak kali kalau aku itu jadi
nafsu nie. Tarik nafas.... Lepas.... Tarik lagi.... Lepas.... Hemmmm....
Aku menggantungkan
semvak Albert ke dinding bilik kamar mandi. Duh... Aku nggak tahan godaan ini
melihat pemandangan seperti ini. Ada pokemon langka berada di hadapanku.
Kayaknya pokemon ini tipenya ghost... Hehehehe...
Ku putar keran air
itu dan memancarlah air dari shower. Wew.... Dingin dan segar. Aku dan Albert
yang plontos bermain air di bawah guyuran shower, sungguh tak bisa ku lupakan.
Setelahnya sikat gigi, kita gantian. Karena yang ada saat itu hanya 1 sikat gigi.
Nggak apa deh, yang penting bersamanya. Ku ambil shampo dan ku shampoin rambut
Albert sembari ku juga shampoan. Ku bilas rambut ini dan rambut Albert yang
penuh dengan busa. Botol sabun cair yang mengantri untuk ku gunakan juga
akhirnya ku pakai setelah shampoan. Ku tuang sedikit sabun cair di shower puff
dan ku remas dan ku beri sedikit air.
Perlahan Shower puff yang penuh busa itu ku usapkan ke tubuhku dan tubuh
Albert. Busa sabun juga harus ku ratakan ke semua celah lekuk tubuh Albert yang
sekarang menjadi milikku. Ku peluk tubuh Albert yang tak berdaya dalam pengaruh
genjutsu cinta om ini. Tanpa sadar dedek kecilku pun mulai bangun dan menyentuh
bagian punggung belakang Albert sembari mengelus lekuk tubuh Albert yang sudah
tak beralaskan kain lagi. Sesekali jemari ini berhenti dan berlama di belahan
gunung kembar Albert dan turun ke bawahnya lagi. Menyusuri lekukan yang aliran
sungai Albert sampai ke sebuah tugu rajawali yang sedang mengerami telurnya. Aku
pun turut memandikan rajawali pusaka Albert dan rasanya aku tak ingin akhiri
untuk sabuni Albert terus, Tapi semua ini harus diakhiri karena semakin dingin
juga nie. Rajawali Albert perpampang di hadapan wajahku, bagaimana aku akan
bertahan kalau seperti ini. Duh.... Jangan sampai khilaf ya om.
Ku hidupkan shower yang tadi kumatikan karena
bersabun dan kita bermain hujan dari shower dan aku dekap Albert dari belakang
sambil membilasnya. Ku gosok setiap lekuk tubuhnya dan menyiramkan air shower
agar tak tertinggal sabun ditubuhnya. Setelah selesai kita handukan dan pakai
baju dan kembali ke kamar.
Ingatanku kembali
dan aku masih di kantor sedang bekerja dan melamunkan Albert yang sedari tadi
nonton NARUTO di laptopku sambil minum sprite kaleng lite. Hehehehe... Nungu
siang dan ingin ajak Albert ke kolam renang yang nggak jauh aja dah dari
tempatku tinggal. Yang penting main air.
****
Next....
Bekerja kadang
terasa membosankan dan melelahkan, tapi dengan adanya Albert di sini membuatku
ingin cepat pulang aja kerjanya. Hahahaha.... Makin greget nunggu jam
istirahat. Tiap-tiap menit ku liahat jam dinding yang terpampang di kantorku
seoalang enggan bergerak.
Duh... Kok lama
banget nie jam istirahatnya? Aku sudah nggak sabar lagi untuk ajak Albert untuk
main ke kolam renang. Pekerjaan menunggu adalah yang sangat membosankan, apa
lagi menunggu waktu berlalu. Waktu akan cepat berlalu kalau untuk hal yang kita
serius kerjakan dan geluti, sesuatu yang kita sukai. Tak terasa sudah hampir 24
jam Albert bersamaku. Waktuku bersama Albert juga tak banyak lagi, sekitar
setengah harian lagi sebelum aku harus pulangkan dia ke showroom. Hehehehe...
Albert banyak
kerjaan dan tanggungjawab sebagai seorang anak laki satu-satunya. Jadi dia
nggak bisa bersantai-santai di sini bersamaku sedangkan ayahnya membutuhkannnya
di sana. Tak banyak hal yang menarik untuk diceritakan antara aku dan Albert di
kantor, mungkin kisah setelahnya akan menarik hati para pembaca.
Oke...
Kita skip aja deh
yang di kantor.
Oke....
****
Jam istirahat ku
bawa Albert ke kamar, setelah dan aku ambil nasi makan siang lagi. Tapi
sebelumnya, tantang pelastik tadi harus dicuci dulu. Menu kali ini adalah sayur
gulai nangka atau bisa disebut gori dengan sambel teri tempe. Tadi juga diberi
telur ceplok sambel sama ibu katering. Albert seperti biasa makan dan fokusnya
terbagi dengan buku komik kesayangannya.
"Bet, makan
dulu! Nanti lagi baca bukunya." ujarku.
Albert pun nurut dan
kita makan bersama.
Selesai makan kita
baringan di kasurku yang ukuran 4 kaki yang menurutku luas untukku sendiri dan
cukuplah kalau untuk berdua dengan Albert. Hihihi... Kalau mau peluk-peluk
nggak usah cari kasur yang lebar, mubazir. Albert masih serius dengan komiknya
dan aku baringan di sisi kanannya sambil memeluknya. Posisiku tengkutep dan
tangan kananku memeluk Albert. Albert nggak keberatan dengan dekapanku dan
masih mengabaikanku. Lembaran demil lembaran dibolak-balik Albert. Sepertinya
sangat serius Albert membacanya.
Aku menyayangi
Albert dan tangan kananku mengusap-usap perut Albet dan Albert pun diam aja.
Woles aja.
Ayo om.... Godai
Albert! Albert milik om seutuhnya saat ini.
Wow...
Tangan dan jemari
ini perlahan makin menurun ke sebuah armor keras punya Albert. Tampak sesekali
Albert menoleh ke arahku dan liat apa yang aku lakukan tapi kemudian kembali
pada bukunya lagi dan mengacuhkanku. Wew... Terobsesi dengan buku komik aja nie
Albert.
Ayo om... Albert
sudah siap. Cepetan om... Jangan lama-lama. Albert sudah nggak tahan.
Hehehehe...
Bisikan Raptor sudah
mulai menggoda dan menggila.
Perlahan jemari ini
menyusup ke pertahanan terlemah Albert si segitiga kuning. Terasa lembut sekali
dan sepertinya ada reaksi yang terjadi di sana. Dengan mantra kuat aku membuka
armor keras Albert.
Zeeeeeerrrrrrrrrttttttttt.......
Terlihat Albert
menoleh ke arahku dan mengabaikanku lagi. Dan........ Tak perlu berlama-lama.
Shild segitiga kuning Albert pun terkuak.
Terlihat pemandangan
yang spektakuler. Sebuah rajawali gagah dengan paruh yang belum uncut.
Hihihi... Perlahan ku sentuh dan ku elus rajawali itu dan semakin besar pula
ukurannya menampakkan keperkasaannya. Aku sudah hilang akan dan Raptor sudah
mengambil alih seluruh tubuh dan pikiran ini. Maafkan aku Albert... Kamu harus
merasakan kenikmatan yang mungkin rasa itu aneh untukmu. Maafkan aku...
Hap...
Tak kuasa aku untuk
menahannya dan akhirnya Raptor telah lepas dan menagtakan MERDEKA. Buset dah...
Albert menatapku
yang sedang asik dengan rajawali miliknya dengan tatapan bingung seolah tak
percaya, tapi hemmmmm.... Abaikan saja. Albert kembali membaca buku komik itu
lagi. Kali ini Albert merasakan rasa yang seru baca komiknya ditambah rasa
nikmat yang mungkin aneh. Hihihi...
Aku mandikan
rajawali Albert dengan air liurku langsung, terasa lembut dan empuk. Ingin
rasanya berlama-lama dengan rajawali Albert. Untuk bocah seumuran Albert, ku
rasa Albert termasuk memiliki ukuran rajawali yang cukup bisa diantalkan. Aku
sesekali menatap Albert tapi tetap saja Albert biasa aja sambil membaca
komiknya. Tapi menurutku kalau sudah kokoh rajawli kepemilikan Albert, tandanya
dia itu menikmati semua ini. Betul apa betul? Six asix... Hihihi.... Albert ku
sayang, oh Albert ku sayang. Tak ingin ku terlewatkan momen-momen ini. Dan...
Tok tok tok....
Terdengar suara
ketukan pintu dan OMG. Itu temenku datang...
Gawat.....
Bersambung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar