Rabu, 14 Februari 2018

SIHIR KOMIK (Lembaran 9)


Muka bantal walau dah cuci muka dan cuci tangan. Albert beranjak membawa handuk dan aku membawa tempat sabun dan perlengkapan mandi lainnya. Maklum lah, di sini peralatan mandi itu nggak boleh ditinggal di kamar mandi karena kamar mandi di sini kamar mandi umum. Suasana asrama sangat sepi di jam perkulihan seperti ini, yang terdengar hanya suara mesin pompa air yang non stop terus bekerja pagi siang sore malam.



Jalan menyusuri lorong asrama yang sunyi, mudah-mudahan tidak ada culik yang menculik Albert dariku. Hehehehe.... Siapa juga yang mau culik Albert, palingan kalau sesama om-om ....... (sensor). Hahahaha... Akankah eps. kali ini berjalan lancar kah? Atau kah hanya menjadi hari-hari yang biasa ku lewati di asrama. Aku ingin ada yang spesial di hari ini, karena hari ini Albert milikku dan milikku. Maklum hari ini sudah pinjam dari bapaknya, jadi sebelum dikembalikan harus dimaksimalkan harinya di sini.  Albert butuh kesenangan, om butuh ke hangatan. Sini donk Albert om angetin. Hehehehe...

Tak lama kok menuju kamar mandi, wong masih satu bangunan juga yang paling berjarak 10 meter aja dari kamarku. Di asrama terdapat bilik-bilik kamar mandi yang banyak dan di posisiku sekarang ada terdapat 32 bilik dan aku pilih yang sebelah Selatan bagian kiri paling pojok. Paling suka pilih kamar mandi yang pojokan, enatah kenapa ya? Mungkin ada daya mistisnya. Hihihi....

Untuk ukuran asrama, kamar mandi di sini sudah terbilang cukup mewah untuk di sekitarannya. Kamar mandi yang difasilitasi dengan shower walau nggak ada pemanas airnya. Kalau mau mandi ya tinggal buka keran showernya dan air langsung terpancur dari atas. Begitu cara menggunakan showernya, tapi nggak ada dokumentasinya ya. Oke...

Next....

Langkah kaki Albert telah masuk ke dalam kamar mandi dan aku pun pastikan sekitaran, takut ada yang mau ikutan. Kalau ada yang mau ikutan boleh nggak ya? Hihihihi... Nggak boleh, Albert sudah ku carter untuk seharian ini. Hemmmm... Perlahan pintu kamar madi pun ku tutup.

Creeeeeeeekkkkkk.....
Tek.

Suara pintu ditutup dan dikunci.

Zeeeeeerrrrrrrrrtttttttttt.....
Suara ziper dibuka.

Tek....
Suara kepala tali pinggang terkena pintu kamar mandi yang terbuat dari aluminium. Satu persatu pakaian telah di lucuti dan kita ahirnya telah ............... (sensor)............. Jezzzzzzzzz.... Suara keran dibuka dan air shower pun mulai muncrat. Sungguh pemandangan yang luar biasa. Ku melihat Albert..... Oh.... Tidaaaaakkkkkk..... Duh jadi ngaceng nie.

(Sensor)

Skip....

Next....

Akhirnya kita handukan dan mengenakan pakaian kembali. Dan setelah rapi dan ganteng ku lihat Albert bersisir, aku membawanya ke kantorku. Tak lupa Albert membawa minuman kaleng yang dibeli di mall malam itu. Sekaleng Sprite ukuran kaleng slim. Tak lupa aku membawa laptopku dan memutarkan film di laptopku dan aku bekerja denagn komputerku. Albert itu suka anime juga dan kali itu yang ku putar adalah serial NARUTO. Albert terlihat serius menontonya seperti nonton bioskop dengan ditemani sekaleng sprite lite.

Kalau di kantor aku nggak bisa berbuat banyak. Maklum, untuk sekarang aku lagi menjadi babu orang. Sabar ya Albert, kemaren itu kamu ku ajak untuk renang kan. Hehehe...

"Nanti siang kita pergi ya." ujarku.
"Ke mana?" tanyanya.
"Ke kolam renang lah." jawabku.
"Ya." jawab Albert dengan nada datar.

Nie bocah kalau dah nonton anime fokus. Hemmmmm..... Tak mengapalah. Melihatnya senang aku akan senang, dan bahagianya adalah bahagiaku. Hehehehe... Aku memang pecinta bocah.... Namun ku bukan buaya yang setia pada seribu gadis, ku hanya seonggok Raptor. Hihihihi... Yang tak setia pada seribu bocah.

****

Loh.... Min! Cerita mandinya mana tadi? Kok di skip? Ah.... Nggak jelas nie adminnya. Bikin greget dan PHP doang. Bikin cerita nanggung aja. Anjay....

Hehehehe....

Sabar, sabar sodara. Jangan main bacok-bacokan dulu, emang kita jangan panasin sekarang. Ngayal aja dulu nie. Hihihi...

Nggak jelas nanti gua bantai lo min. Issssss.... Nggak jelas.

Hahahaha.

****

Menatap Albert penuh harap dan maksud membuat memoriku memutar kejadian yang baru terjadi pagi ini. Walau lagi kerja dengan komputerku, tapi ingatan itu membuatku senyum-senyum sendiri dan ingin rasanya mengulangi lagi ke masa itu.

(Flashback)

Creeeeeeeekkkkkk.....
Tek.

Suara pintu ditutup dan dikunci.

Zeeeeeerrrrrrrrrtttttttttt.....
Suara ziper dibuka.

Tek....
Suara kepala tali pinggang terkena pintu kamar mandi yang terbuat dari aluminium. Satu persatu pakaian telah di lucuti dan aku membantu Albert untuk membuka pakaiannya walau sebenarnya tak perlu sih untuk dibantu, karena Albert itu dah gede dan bisa buka pasang pakaiannya sendiri. Aku juga perlahan-lahan juga membuka pakaianku satu-persatu. Hemmmm... Tinggal satu poin lagi. Albert belum buka semvak dan aku juga belum buka semvak. Jantung ini deg degan banget. Agak malu dan risih gimana gitu ya kalau bugi di depan orang lain, karena hal itu nggak kulakukan kecuali untuk keadaan yang khusus. Hihihi...

Oke...
Langsung aja.

Zep.....
Aku pun menanggalkan semvakku dan menunggu Albert gimana reaksinya. Akhirnya Albert  juga menanggalkan selai kain terakhir yang menempel di tubuhnya. Wow.... Wow.... Pancaran yang begitu eksotis... Aduh, langsung bereaksi ini. Tenang-tenag dulu.... Nampak kali kalau aku itu jadi nafsu nie. Tarik nafas.... Lepas.... Tarik lagi.... Lepas.... Hemmmm....

Aku menggantungkan semvak Albert ke dinding bilik kamar mandi. Duh... Aku nggak tahan godaan ini melihat pemandangan seperti ini. Ada pokemon langka berada di hadapanku. Kayaknya pokemon ini tipenya ghost... Hehehehe...

Ku putar keran air itu dan memancarlah air dari shower. Wew.... Dingin dan segar. Aku dan Albert yang plontos bermain air di bawah guyuran shower, sungguh tak bisa ku lupakan. Setelahnya sikat gigi, kita gantian. Karena yang ada saat itu hanya 1 sikat gigi. Nggak apa deh, yang penting bersamanya. Ku ambil shampo dan ku shampoin rambut Albert sembari ku juga shampoan. Ku bilas rambut ini dan rambut Albert yang penuh dengan busa. Botol sabun cair yang mengantri untuk ku gunakan juga akhirnya ku pakai setelah shampoan. Ku tuang sedikit sabun cair di shower puff dan ku remas dan ku beri sedikit air.  Perlahan Shower puff yang penuh busa itu ku usapkan ke tubuhku dan tubuh Albert. Busa sabun juga harus ku ratakan ke semua celah lekuk tubuh Albert yang sekarang menjadi milikku. Ku peluk tubuh Albert yang tak berdaya dalam pengaruh genjutsu cinta om ini. Tanpa sadar dedek kecilku pun mulai bangun dan menyentuh bagian punggung belakang Albert sembari mengelus lekuk tubuh Albert yang sudah tak beralaskan kain lagi. Sesekali jemari ini berhenti dan berlama di belahan gunung kembar Albert dan turun ke bawahnya lagi. Menyusuri lekukan yang aliran sungai Albert sampai ke sebuah tugu rajawali yang sedang mengerami telurnya. Aku pun turut memandikan rajawali pusaka Albert dan rasanya aku tak ingin akhiri untuk sabuni Albert terus, Tapi semua ini harus diakhiri karena semakin dingin juga nie. Rajawali Albert perpampang di hadapan wajahku, bagaimana aku akan bertahan kalau seperti ini. Duh.... Jangan sampai khilaf ya om.

 Ku hidupkan shower yang tadi kumatikan karena bersabun dan kita bermain hujan dari shower dan aku dekap Albert dari belakang sambil membilasnya. Ku gosok setiap lekuk tubuhnya dan menyiramkan air shower agar tak tertinggal sabun ditubuhnya. Setelah selesai kita handukan dan pakai baju dan kembali ke kamar.

Ingatanku kembali dan aku masih di kantor sedang bekerja dan melamunkan Albert yang sedari tadi nonton NARUTO di laptopku sambil minum sprite kaleng lite. Hehehehe... Nungu siang dan ingin ajak Albert ke kolam renang yang nggak jauh aja dah dari tempatku tinggal. Yang penting main air.

****

Next....

Bekerja kadang terasa membosankan dan melelahkan, tapi dengan adanya Albert di sini membuatku ingin cepat pulang aja kerjanya. Hahahaha.... Makin greget nunggu jam istirahat. Tiap-tiap menit ku liahat jam dinding yang terpampang di kantorku seoalang enggan bergerak.

Duh... Kok lama banget nie jam istirahatnya? Aku sudah nggak sabar lagi untuk ajak Albert untuk main ke kolam renang. Pekerjaan menunggu adalah yang sangat membosankan, apa lagi menunggu waktu berlalu. Waktu akan cepat berlalu kalau untuk hal yang kita serius kerjakan dan geluti, sesuatu yang kita sukai. Tak terasa sudah hampir 24 jam Albert bersamaku. Waktuku bersama Albert juga tak banyak lagi, sekitar setengah harian lagi sebelum aku harus pulangkan dia ke showroom. Hehehehe...

Albert banyak kerjaan dan tanggungjawab sebagai seorang anak laki satu-satunya. Jadi dia nggak bisa bersantai-santai di sini bersamaku sedangkan ayahnya membutuhkannnya di sana. Tak banyak hal yang menarik untuk diceritakan antara aku dan Albert di kantor, mungkin kisah setelahnya akan menarik hati para pembaca.

Oke...
Kita skip aja deh yang di kantor.
Oke....

****

Jam istirahat ku bawa Albert ke kamar, setelah dan aku ambil nasi makan siang lagi. Tapi sebelumnya, tantang pelastik tadi harus dicuci dulu. Menu kali ini adalah sayur gulai nangka atau bisa disebut gori dengan sambel teri tempe. Tadi juga diberi telur ceplok sambel sama ibu katering. Albert seperti biasa makan dan fokusnya terbagi dengan buku komik kesayangannya.

"Bet, makan dulu! Nanti lagi baca bukunya." ujarku.

Albert pun nurut dan kita makan bersama.

Selesai makan kita baringan di kasurku yang ukuran 4 kaki yang menurutku luas untukku sendiri dan cukuplah kalau untuk berdua dengan Albert. Hihihi... Kalau mau peluk-peluk nggak usah cari kasur yang lebar, mubazir. Albert masih serius dengan komiknya dan aku baringan di sisi kanannya sambil memeluknya. Posisiku tengkutep dan tangan kananku memeluk Albert. Albert nggak keberatan dengan dekapanku dan masih mengabaikanku. Lembaran demil lembaran dibolak-balik Albert. Sepertinya sangat serius Albert membacanya.

Aku menyayangi Albert dan tangan kananku mengusap-usap perut Albet dan Albert pun diam aja. Woles aja.

Ayo om.... Godai Albert! Albert milik om seutuhnya saat ini.

Wow...

Tangan dan jemari ini perlahan makin menurun ke sebuah armor keras punya Albert. Tampak sesekali Albert menoleh ke arahku dan liat apa yang aku lakukan tapi kemudian kembali pada bukunya lagi dan mengacuhkanku. Wew... Terobsesi dengan buku komik aja nie Albert.

Ayo om... Albert sudah siap. Cepetan om... Jangan lama-lama. Albert sudah nggak tahan.

Hehehehe...
Bisikan Raptor sudah mulai menggoda dan menggila.

Perlahan jemari ini menyusup ke pertahanan terlemah Albert si segitiga kuning. Terasa lembut sekali dan sepertinya ada reaksi yang terjadi di sana. Dengan mantra kuat aku membuka armor keras Albert.

Zeeeeeerrrrrrrrrttttttttt.......

Terlihat Albert menoleh ke arahku dan mengabaikanku lagi. Dan........ Tak perlu berlama-lama. Shild segitiga kuning Albert pun terkuak.

Terlihat pemandangan yang spektakuler. Sebuah rajawali gagah dengan paruh yang belum uncut. Hihihi... Perlahan ku sentuh dan ku elus rajawali itu dan semakin besar pula ukurannya menampakkan keperkasaannya. Aku sudah hilang akan dan Raptor sudah mengambil alih seluruh tubuh dan pikiran ini. Maafkan aku Albert... Kamu harus merasakan kenikmatan yang mungkin rasa itu aneh untukmu. Maafkan aku...

Hap...



Tak kuasa aku untuk menahannya dan akhirnya Raptor telah lepas dan menagtakan MERDEKA. Buset dah...

Albert menatapku yang sedang asik dengan rajawali miliknya dengan tatapan bingung seolah tak percaya, tapi hemmmmm.... Abaikan saja. Albert kembali membaca buku komik itu lagi. Kali ini Albert merasakan rasa yang seru baca komiknya ditambah rasa nikmat yang mungkin aneh. Hihihi...

Aku mandikan rajawali Albert dengan air liurku langsung, terasa lembut dan empuk. Ingin rasanya berlama-lama dengan rajawali Albert. Untuk bocah seumuran Albert, ku rasa Albert termasuk memiliki ukuran rajawali yang cukup bisa diantalkan. Aku sesekali menatap Albert tapi tetap saja Albert biasa aja sambil membaca komiknya. Tapi menurutku kalau sudah kokoh rajawli kepemilikan Albert, tandanya dia itu menikmati semua ini. Betul apa betul? Six asix... Hihihi.... Albert ku sayang, oh Albert ku sayang. Tak ingin ku terlewatkan momen-momen ini. Dan...

Tok tok tok....
Terdengar suara ketukan pintu dan OMG. Itu temenku datang...
Gawat.....

Bersambung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar