Sabtu, 05 Mei 2018

KESATRIA PENJAGA (Mozaik 9)


None

Pagi yang seru bersama adek-adekan yang bikin ngaceng. Ku pelu tubuh Andre dan ku ciumin pentil susunya yang tak ada airnya.

"Dah ah... Geli bang. Jauh jauh jauh....." seru Andre sambil mendorong kepalaku.

Aku menurunkan kepalaku dan menjilati perut Andre.

"Emmmmm..... Udah ah bang." seru Andre sambil meronta-ronta.

Aku masih saja iseng menjilati perut Andre dan makin turun lagi karena Andre meronta terus. Terdapat daging lebih di bawah perutnya. Tak menunggu kama aku pun turut memainkan otong itu yang masih layu kayak lintah. Tak luput dari permainanku, dua buah bola yang diengkrami burung abadi pun turut ku mainkan. Lintah Andre nampak besar seperti telah menghisap darah yang banyak, darah dari nafsu dan birahi yang menggelora.

"Hek...." suara Andre tertahan dan kedua tangan Andre pun menahan kepalaku.

Kepalaku masih betah bermain dengan daging lebih di bawah perut Andre itu. Nafas Andre memburu dan jantungnya berdetak kencang. Ku rasakan getaran itu sangat terasa kuat.

"Emmmmm.... Udah bang, jangan! Geli.... Hemmmmm....." terdengar suara Andre meracau.

Aku masih tak menghiraukan apa yang dikatakan Andre, yang pastinya hari ini Andre adelah milikku seutuhnya. Sesaat kemudian aku pun menarik kepalaku dari sebuah benda tumpul keras yang terbuat dari daging itu. Terlihat tubuh Andre bergetar, jantungnya berdegub kencang memompa adrenalin yang membara. Tubuhnya terlihat lemas seolah pasrah untuk diapa-apain. Tenang saja, aku nggak akan biarkan kau lama menanti kisah ini dirajut Andre.

Perlahan ku dekati tubuh Andre lagi dan ku hisap puting susu kanan Andre. Tangan Andre tak lagi melakukan pembrontakan, hanya menyentuhkan kedua tangannya di kepalaku tanpa mendorongnya. Nafas Andre tersenggal dan memburu. Suara nafas Andre terdengar cukup keras dan tubuhnya mulai basah oleh keringat. Aku melanjutkan ke puting Andre yang sebelah kiri dan masih tak ada perlawanan. Muingkin Andre sudah tidak memiliki tenaga lagi atau sudah pasrah untuk menyerahkan tubuhnya ini kepadaku. Apa pun itu aku menyukainya.

Suasana kamar ini sepertinya semakin memanas dan aku pun menaikkan intens seranganku. Ku cium leher Andre yang membuatnya meronta-ronta, karena mungkin leher termasuk bagian yang sangat sensitif di tubuh Andre. Andre tak banyak komentar, hanya suara lenguhannya saja yang terdengar seperti suara sapi. Hahahaha....

Ku peluk tubuh Andre dan kont*lku yang sudah mengeras bergesekan dengan kont*l Andre. Kaki Andre mengepit tubuhku seolah-olah sudah siapa untuk digagahi olehku, tapi tunggu sebenatar ya Ndre, aku masih ingin bermain yang lain dulu. Aku masih bermain dengan leher dan ku jilati ketek Andre yang membuatnya meronta-ronta kayak ulat bulu.

Sejeak aku menghentikan agresiku dan menatap wajah Andre yang terengah-engah dengan mata tertutup. Masih terdengar suara nafasnya kencang dan detak jantung di dadanya yang berdebar kencang. Ku dekatkan wajahku ke wajah Andre. Wajah ini dekat dan mendekat perlahan sampai bibir ini pun menyentuh bibir Andre. Andre pun menutup bibirnya rapat-rapat. Aku mengangkat kemabali wajahku dan menatap wajahnya kemabali. Andre membuka matanya dan menggelengkan kepalanya mengisyaratkan enggak. Aku tersenyum nakal kepadanya dan ku sentuhkan jari telunjukku di bagian pinggir perutnya yang rada sensitif.

"Aaaaa'" suara Andre refleks karena mendapat rangsangan geli di areal pinggir perutnya.

Aku mendaratkan ciumanku di mulutnya yang saat itu terbuka. Aku menciumi Andre dengan memasukkan lidahku ke mulutnya untuk bermain dengan lidah Andre. Andre tampak kaku dan kewalahan menerima serangan dari bibir dan lidahku ini, walau akhirnya Andre berusaha mengimbanginya. Aku memeluk erat tubuh Andre sembari tangan kananku mengelus-elus rambut Andre dan tangan kiriku memainkan puting susu kanan Andre. Terlihat kalau sekarang Andre sudah masuk kemode full. Full Raptor auto birahi. Kini tangan Andre memelukku sambil belai belai punggungku. Aku pun melepaskan ciuman tadi dan turun ke lehernya. Andre masih mengelus elus punggungku dengan lembut. Aku menarik tubuhku menjauh dari tubuh Andre yang terkulai lemas. Ku tatapi wajah Andre dari ujung rambut sampi turun ke bawah ke ujung tit*t Andre. Tit*t Andre lumayan besar walau masih besaran punyaku dikit, jadi nggak kalah tender sama Andre.

Perlahan ku lebarkan kaki Andre dan Andre pun menutup lubang mataharinya. Aku pun menatapnya dengan tatapan penuh Arti dengan senyum tipis.

"Sakit bang." seru Andre lirih.
"Pelan-pelan kok." jawabku meyakinkan Andre kalau semuanya akan baik-baik saja.

Aku pun mendekatkan kepalaku dan menciumi dan menjilati lubang Andre yang sebenarnya tak selayaknya ku lakukan. Tangan Andre meremas rambutku dan tubuhnya bergetar menahan deru nikmat dan geli yang dia dapatkan. Tangan kananku menggenggam tit*t Andre dan membuat gerakan naik turun membuat Andre semakin menjadi-jadi. Suara lenguhan Andre mulai terdengar tak sanggup untuk menyembunyikan bahwasannya dia juga menikmati permainan ini. Kini lubang Andre sudah sangat basah dengan liur ini dan aku pun membasahi jari telunjukku dan aku menjilati dan megemut tit*t Andre sebelum memasukkan jari telunjukku ke lubang kenikmatan Andre. Centi demi centi telunjukku mulai tenggelam ke dalam lubang yang hangat itu diiringi rintihan suara Andre yang menahan rasa ingin BAB itu.

"Emmmmmmmmmm........ Bang, sa kiit." terdengar suara Andre lirih.



Aku pun berhenti memasukkan jariku lebih dalam dan mencabutnya kembali. Ku tambah air liurku di jariku dan ku emut kencang tit*t Andre sembari mencoba memasukkan kembali jari telunjukku itu lagi. Masih terdengar suara erangan Andre yang tertahan. Aku mencoba untuk memaju mundurkan jariku di dalam lubang Andre yang hangat sambil menaikkan intensitas emutanku di tit*t Andre. Tangan Andre menjambak rambutku erat dan tubuhnya pun bergetar hebat menggeliat kayak ulat bulu sambil ku percepat pula hujaman jariku di dalam lubang Andre.

"Emmmmmhhhhh.... Emmmmmhhhhhh......" hanya itu yang terdengar dari mulut Andre yang tertutup rapat oleh bibirnya.

Setelah semua itu ku rasa telah tepat dan siap, aku pun mencabut jariku dari lubang kenikmatan Andre. Ku menatap wajahnya yang seolah tak ingin tapi kayak masih menyimpan sebuah kata penasaran. Mungkin sakit iya, tapi nikmat juga nggak bisa ditolaknya. Sungguh jahat kau Ri, anak orang dah abis kau buat. Jahat...

"Jangan bang." seru Andre sambil geleng-gelengkan kepalanya dan menutup lubangnya dengan kedua tangannya.

Aku pun memberikan ekspresi wajah yang meyakinkannya bahwa ini akan baik baik saja. Andre pun membuka selangkangannya dan bembuka lubang yang tadi di tutupnya. Mata Andre terpejam seolah tak kuasa menerima kenyataan kalau dia bakal digagahi oleh seoarang pemuda yang mungkin telah dianggapnya sebagai abangnya sendiri. Tapi beginilah kenyataan, terkadang tak berjalan lancar sesuai harapan. Tapi apakah ini termasuk salah satu dari harapan Andre? Apa pun itu yang penting bagiku adalah "Josss..." karena dah kepalang nafsu.

Tit*tku sudah berada tepat di posisi depan lubang Andre. Perlahan tapi pasti tit*tku itu ku dorong memasuki lubang hangat milik Andre. Sekarang kepalanya telah tenggelam tertelan oleh lubang kehangatan yang sempit banget itu.

"Eeeeeeeeeehhhhhhh......" terdengar suara lenguhan Andre menahan rasa sakit itu sambil menggigit bibirnya.

Jantung Andre berdetak dengan cepatnya. Aku berhenti sejenah mendorong dan tangan Andre menahan dorongan pahaku dan pinggulku yang semakin lama semakin merapat dengan selangkangannya. Aku melanjutkan kembali doronganku walau tangan Andre berusaha keras untuk menahannya. Sekarang tit*tku mentok sudah nggak bisa dimasukkan lagi.

"Heekkkk..." suara Andre tertahan.

Perlahan ku mundurkan kembali tit*tku dan ku dorong perlahan. Terlihat Andre menggeliat bagai ulat bulu dan akhirnya ritme gerakanku pun semakin cepat memompa lubang kenikmatan milik Andre. Andre berusaha menahan gerakan tubuhku agar tidak bergerak apa lagi makin cepat, tapi itu adalah perbuatan sia-sia karena aku tak akan membiarkan hal ini berhenti sampai di sini.

"Ahhhh ahhh ahhhh ahhhhh....."
"Uhhhhhh...."
"Udah bang."
"Sa kit.... Emmmmmhhhhhh......"

Ceracau Andre keluar dari mulutnya tapi aku tak menghiraukannya. Hujaman kont*lku semakin keras dan cepat seperti singa yang sedang memangsa buruannya dengan buas. Selanjutnya ku dekatkan tubuhku ke tubuh Andre dan wajahku ke wajahnya. Ku ciumi bibir lembut Andre yang berusaha ditutupnya rapat-rapat walau pada akhirnya Andre mau juga membuka mulutnya hingga lidah ini pun saling beradu dan bertukar liur kenikmatan ini. Kedua tangan Andre melingkar di punggungku dan mendekapnya erat, sedangkan hujaman kont*lku semakin cepat-semakin keras menghujam lobang kenikmatan Andre. Mulut ini masih menciumi bibirnya dan turun ke leher Andre. Ku cium leher Andre walau aku tak ingin meninggalkan bekas cupangan, jadi ku jilat-jilat leher Andre yang terasa sedikit asin karena keringatnya mulai bercucuran. Aku menjauhkan tubuhku dan menikmati ekspresi wajah Andre yang menahan nikmat dan sakit secara bersamaan dengan hujaman kont*lku. Aku tak ingin menyudahi permainan ini.

Ku balikkan badan Andre yang lemah tak bertenaga setelah ku cabut senjata tongkat sakti kepemilikanku. Kini belahan pant*t Andre sedang terekspos di depan mataku. Ku belai dan ku remas kedua bongkahan daging yang kenyal itu. Ku dekatkan wajahku dan ku ciumi dan ku jilati lubang itu lagi dari sisi yang berbeda sekarang. Mungkin aku sudah gila, tapi inilah aku yang tak bisa kendalikan sisi gelap hidupku. Ku ludahi lubang Andre dan ku lumasi kembali kont*lku dengan liurku. Perlahan ku dekatkan kont*lku dengan belkan gunung milik Andre tepat pada lubang kenikmatannya. Ku sentuhkan kont*lku pada lubang itu dan ku masukkan kepala kont*lku perlahan dan ku hentakkan keras menghujam lubang kenikmatan Andre. Pekikan kencang keluar dari mulut Andre.

"Ahhhhhhhhhhhh........."
"Emmmmmmmmmmmmmm...."

Suara Andre ku tahan dengan bekapan tanganku dan tubuhku pun mulai memompa lubang kenikmatan milik Andre sekali lagi. Erangan-demi erangan itu keluar dari mulut Andre, tapi itu hanya membuatku bersemangat untuk menggenjotnya dan tak membuatku iba atas teriakan kesakitannya. Aku sudah gelap mata dan tak lagi dapat mengendalikan diri. Ku dekap tubuh Andre dari belakang dan ku ciumi lehernya dari belakang.

"Gimana sayang, enakkan kont*l abang?" seruku sambil masing menggenjotnya.
"Emmm emmmm..... Sa kit bang." seru Andre meringis.
"Iya... Tapi enakkan." seruku lagi.
"Emmmm emmmmmm....." suara Andre tanpa jawaban dari pertanyaanku.

Sekarang kau milikku sepenuhnya, berikan aku seluruh kenikmatan yang bisa kau berikan padaku Andre. Hahahahaha....

Kini ku tarik pinggul Andre dan sekarang Andre seperti nungging dan aku masih saja menggenjot lubang Andre dalam posisi dogy style. Nikmat banget dan kont*l ini mentok. Ku pukul perlahan belahan pant*t Andre yang menggepit kont*lku dengan jadi jemariku.

"Ahhhhh ahhhhh ahhhhhh sakit bang. Ahhhhhhh....." terdengar suara Andre.

Kini ku tarik tubuh Andre yang lemas dan ku dekap dari belakang. Kita sekarang berdiri dengan lutut sambil tetap ku genjot lubang Andre tanpa ampun. Ku mainkan puting susu Andre dan ku ciumi leher dan ku cipok mulutnya dengan buas. Andre berusaha mengimbangi kebuasanku tapi tak kan lah bisa karena Andre tak mengerti apa-apa tentang seks seperti ini. Aku sudah bukan menjadi diriku yang biasa, kini aku sudah memasuki mode Full Raptor. Andre bagaikan domba kecil di mulut sang Raptor yang lapar.

Aku rebahkan tubuh Andre kembali dengan posisi miring menyamping. Ku sedikit menekuk Kakinya dan memasukkan kont*lku kembali di antara celah pant*tnya lagi. Ku masih semangat menggenjot tubuh Andre.

"Sudah bang ahhhhhh ahhhhhh aku dah nggak tahan. Ahhhhh nggak kuat lagi. Ahhhhh ahhhhh ahhhhhh....." seru Andre lirih.

Aku nggak memperdulikan tubuh Andre yang sudah lemes berat. Ku tarikkan tubuh Andre ke tepi ranjang dan aku pun turun dari ranjang. Ku telantangkan tubuh Andre dan ku buka kembali selangkangan Andre dan kakinya ku angkat ke atas. Ku dorongkan kembali kontolku yang masih joss itu ke lubang Andre.

"Ahhhhh ahhhh ahhhhh.... Sudah bang.... Ahhhhh ahhhhh....." seru Andre sudah tak tahan karena abis tenaga.

Ku kocok kont*l Andre sambil ku genjot lubang Andre.

"Bang.... Aku mau keluar." seru Andre.

Aku pun mempercepat gerakan tanganku di kontol Andre dan mempercepat gerakan memompa kont*lku di lubang Andre.

"Ehhhh ahhhhhhhhhhhhhh......" lenguh Andre dan tubuhnya bergetar.

Mani Andre menyembur banyak ke perut dan sampai ke wajahnya. Sungguh pemandangan yang sangat eksotis. Aku masih memompa lubang Andre yang sudah cenat-cenut itu. Aku pun akhirnya game over juga.

"Emmmmmmmmmm......." suaraku tertahan dan memompakan mani itu ke lubang kenikmatan Andre.

Aku masih memompa lubang Andere walau kont*lku sudah menyemburkan muatannya. Akhirnya aku menghentikan sranganku dan mencabut kont*lku dari lubang Andre. Tampak cairan putih kental mengalir dari lubang kenikmatan Andre dan sedikit bercampur dengan noda merah dalam putihnya maniku. Itu adalah darah kesucian Andre yang telah ku renggut dan ku lihat sepertinya lubang Andre pun sudah menganga tak rapat seperti semula lagi seperti sebelum ku jamah. Maaf kan aku Andre, tapi aku tak menyesali perbuatan ini. Sebuah cinta yang menurutku sepadan walau itu hanya menurutku.

Hahahaha... Kau sungguh Jahat Ri.... Dasar Raptor. Kau lulus Jadi Raptor....

Aku mengambil handukku dan mengelap lelehan mani yang bercampur darah suci Andre. Aku merayap ke atas tubuh Andre dan memeluknya erat.

"Ka kau...." seru Andre protes atas perlakuanku.
"Seeettttttttttt........" ku tutup bibir Andre dengan jariku.
"Aku menyayangimu, sangat sayang." seruku lembut dan ku kecup bibir Andre dan memelukmnya erat.

Andre berhenti protes dan terdiam. Aku mengangkat tubuhnya dan Andre berpelukan erat pada tubuhku. Ku bawa Andre ke kamar mandi dan ku cium bibir Andre sesekali. Aku masih menggendong Andre di kamar mandi dan cerus menciumi bibir, leher dan tubuhnya sebelum aku menurunkannya. Aku menghidupkan keran air dan mengisi bak mandi. Kmar mandinya nggak ada showernya karena nggak kelas elit.

Ku guyurkan air yang dingin itu ke kont*lku dan ku bilas dan ku gosok senjata kesayanganku itu. Aku juga membilas tit*t Andre dan lubang kenikmatan Andre yang sudah luber tadi. Ku ambil sabun dan ku sabuni daerah ginetal itu perlahan dan lama. Ku guyurkan segayung air ketubuh Andre dan tubuhku juga. Ku sabuni seluruh tubuhku dan tubuh Andre. Andre dalam dekapanku dan ku cium bibirnya. Ku bilas sabun yang menempel di tubuh ini dan tak lupa tubuh Andre juga. Ku raih tangan Andre dan ku genggam,kan di kont*lku. Andre pun mengambil gerakan mengocok memaju mundurkan kont*lku yang lemas itu. Perlahan kont*l itu pun tegak kembali dengan kocokan lembut Andre. Ku tahan tubuh Andre agar menunduk. Andre pun paham maksudku dan kini Andre telah bersimpuh di hadapan kont*lku. Perlahan wajah Andre mendekat ku kont*lku yang sudah tegak maks. Andre membuka mulutnya dan perlahan memasukkan kepala dan batang kont*lku ke dalam mulutnya. Terasa hangat dan lembut saat lidahnya bermain menjilati kont*lku. Mulut Andre maju mundur dengan hisapannya yang lembut. Sulit untuk digambarkan suasana hati dan perasaan ini. Tanpa sadar pinggul ini turut menaju-mundurkan kont*lku di mulut Andre mengikuti irama. Ku pegang kepala andre dan ku elus rambutnya. Sesekali ku tahan kepala Andre agar kont*lku masuk lebih dalam lagi ke mulutnya.

"Eh... Uhk..." suara Andre tersedak.

Ku cabut lagi kont*lku. Sepertinya Andre tak begitu mempermasalahkan kembali perlakuanku tadi. Aku pun terus melanjutkan aksiku memompa mulut Andre dengan hujaman kont*lku. Sesekali Andre menjilat batang dan telurku. Terkadang telurku di lumat abis buat ngilu. Jilat-jilat emut. Emutan lembut dan sesekali kuat. Aku terus menghujamkan kont*lu semakin cepat di mulut Andre dan akhirnya.

"Emmmmmmmmmmhhhhhhhhh....." lenguhanku panjang.

Mani itu banjir di mulut dan sisanya ku arahkan ke bajah Andre. Aku mengankat tubuh Andre mengisyaratkannya agar berdiri. Andre pun berdiri di hadapanku. Aku mengisyaratkan agar Andre menelan maniku dan ku usapkan sisa mani yang tak banyak di wajahnya sebelum jemariku yang basah oleh mani ku masukkan ke mulutnya.

"Asin bang...." seru Andre.
"Iya... Tapi telan aja, enak kok." seruku dengan senyum penuh makna.

Kita pun akhirnya melanjutkan acara mandi lagi dengan mandi yang sebenar-benarnya mandi. Setelah mandi aku handuki Andre dan menggendongnya ke kasur lagi. Aku rebahkan tubuh Andre di kasur dan ku peluk dan ciumi bibir Andre kembali.

"Dah ah bang, dari tadi nggak jadi makan kita. Kau ini pun entah apa, dah lapar aku." seru Andre.
"Bentar lagi kenapa, lagi seru pun." seruku.
"Iya, kau yang enak tapi aku yang sakit." seru Andre lagi.
"Lah... Kau yang keenakan kok malah ngeles." seruku balas Andre.
"Is... Mampos lah. Dah hampir mati aku tadi nahankannya." Seru Andre dengan nada keras.
"Tapi kau suka kan?" tanyaku.
"Suka kayak mana?" tanya Andre.
"Ya suka kalau main itu ku tadi." jawabku.
"Is.... Entah apa, nggak jelas pun." seru Andre.
"Iya lah... 10 menit lagi ya." seruku minta tempo waktu lagi sebelum cek out.
"Iya lah, asal nggak kau tambah ronde lagi."saru Andre.
"Paling kau yang minta nanti tambah ronde." seruku.
"Enggak lah yau, kau yang paling bujukl-bujuk nanti." sru Andre.
"Kalau ku bujuk kau mau lagi?" tanyaku.
"Is... Entah sampai kapan kayak gini, dah lapar pun perutku." seru Andre.
"Kau kan dah sarapan tadi." seruku.
"Sarapan apa?" tanya Andre.
"Ya sarapan minum susu rasa keju aku tadilah." jawabku.
"Is.... Jijik. Cuih...." seru Andre.
"Jijik-jijik tapi kau telan dan nikmati juga kan?" seruku sambil tersenyum greget.
"Is... Nggak ma....." jawab Andre terhenti karena ku cium bibirnya.

Andre tak berkata-kata lagi dan matanya pun terpejam kembali. Ciuman demi ciuman hangat dan lembut bersatu dua bibir dengan air liur ini. Aku cium kening Andre.

"Aku menyayangimu." seruku membuat Andre bengong dan tersipu malu.

Wajah Andre memerah setelah ku ucapkan kata sayang barusan tadi. Bak anak gadis yang mendapatkan cinta pertamanya. Sungguh pengalalaman yang sangat luar biasa menembak anak lajang orang. Hahahaha...

"Dah yuk bang." seru Andre lagi.
"Iya-iya. Ku cek pakaian kita dulu ya, masih basah atau dah kering." seruku.

Aku pun pergi mengecek pakaian kita yang kita gantungkan di pintu kamar madni tadi. Ku pegang dan masih terasa kalau pakaian kit aitu masih terasa lembab walau nggak basah menetes airnya. Aku pun menyampakkan pakain Andre ke arahnya dann memakai pakaianku sendiri. Setelah siap-siap, kita pun pergi ke rauang loby tempat reseptionis parkir. Kita cek out dan kembali mendorong Zaki serta menanyakan prihal bengkel terdekat dari hotel ini. Pihak hotel pun menjelaskan arah mana bengkel terdekat yang bisa kita dapatkan untuk memperbaiki zaki si kereta (motor) bututku. Ternyata jaraknya lumayan lah, sekitar 800 meter lagi dari tempat kita berada sekarang. Aku pun kembali mendorong zaki yang tengah mogok.

“Bang, jadi kau mau observasi?” tanya Andre.
“Observasi yang mana?” tanyaku balik.
“Lah.... kan kau bilang ada yang mau kau cari tau.” Seru Andre.
“Oh... itu ya. Iya, tapi kita pulang dulu ke rumahmu setelah perbaiki kereta (motor)  ini.” Jawabku.
“Iya lah. Aku bilang dulu sama mamakku.”  Seru Andre.
“Ngapain?” tanyaku.
“Tapi aku mau ikut abang.” Jawab Andre.
“Lah.... siapa yang ngajak?” tanyaku sambil memasang wajah senyum palsu.
“Kayak kont*l kau itu. Mulut kau nggak bisa kau pegang ucapanmu.” Seru Andre kesal.
“Hahahaha... kau yang ngomong jorok terus pun. Iya, kita izim mamakmu dulu nanti.” Seruku.
"Dah ah." seru Andre.
"Iya... Iya... Sip, dah sampek kita di bengkel." seruku.

Sebuah bengkel kecil yang tak cukup besar, tapi aku berharap kalau zaki bisa ditangani. Kalau pun nggak bisa aku akan bisa-bisakan. Lah... Kan aku itu juga biasa preteli si zaki sebagai anak otomotif walau bengkel ayah itu bengkel mobil. Siapa bialng aku nggak bisa perbaiki kereta (motor)? Paling ayah yang sering ledek aku kalau masalah ini.

Hemmmmmm......

"Bang, tolong cekkan keretaku ya mogok nie." seruku kepada salah seorang staf bengkel yang tengah asik skir/skor klep yang fokus dengan kerjanya. Seseorang kurus mengenakn topi merek kereta (motor) yang gambar kepakan sayap. Baju lusuh dan bernoda hitam mungkin karena oli atau minyak gemuk. Abang itu pun akhirnya menoleh kepadaku untuk membantuku.

Aku terkejut melihat si abang ini.

"Lah... Kau?" tanyaku.

Bersambung.....

________________________________

Mozaik berikutnya.

Ketemu seseorang yang mengejutkanku. Dia ini kan salah satu anggota gank pareman di sekolahku, terutama kelasku. Ini anak yang ikut serta dalam pengeroyokan ku saat di rel kereta api.

Pukulan tinju ini mungkin akan menyadarkannya.

KESATRIA PENJAGA (Mozaik 10)
Kesatria Yang Terbuang



Tidak ada komentar:

Posting Komentar