Senin, 12 Februari 2018

SEGITIGA KUNING (Lembaran 8)


Detik demi detik berlalu dan rasa kantuk mulai menyerangku. Ku perhatikan Albert masih serius membaca komik yang telah ku belikan tadi. Entah sampai kapan Albert terus membolak-balik komik Doraemon miliknya. Hemmmm.... Aku ngantuk dan sangat lelah.

"Bet... Nggak tidur kau?" tanyaku.
"Bentar lagi." jawabnya.
"Besok aja bacanya, tidur aja dulu." ujarku lagi.

Sepertinya semangat Albert hilangkan lelah perjalanannya. Waduh... Aku yang tersiksa kalau seperti ini. Greget....

Malam pun sudah semakin larut dan Albert tetap saja kokoh membaca buku kesayangannya itu. Aku sudah sangat berat menahan kantuk dan menahan rasa ....... Ahhhhhhggggggggghhhhhhhhhh..... Tidurlah Bet... Ku mohon biar acara berikutnya berjalan. Aku sudah tidak tahan, rasa ini sungguh menyiksaku.... Sungguh sungguh menyiksaku. Tidaaaaakkkkkk.....

Selanjutnya....

"Bet... Tidur ya, dah malem. Besok aja lagi sambung bacanya." bujukku dengan nada lemah.

Akhirnya Albert nurut juga untuk tidur. Alhamdulillah.... Soalnya aku dah ngatuk banget, lelah seharian.

"Bet... Lampu kamarnya dimatikan aja ya." ujarku.

Albert kasi isayarat yang menandakan "Up to you." dan aku pun mematikan lampu kamar, karena emang di asrama harus matikan lampu kamar kalau dah malem juga. Dan apabila ada seorang om-om yang notabenya kata si Obie Nananina dan sekarang sekamar berdua dengan bocah pujaan hati dan lampu mati, apa cerita? Wah... Tidur yang lelap ya Bet... Aku  menyayangimu.

Terlihat wajah Albert kalau dah tidur itu asli bocah polosnya. Aku suka... Peluk dikit dan....




Next....

Ew... Ketiduran. Buset dah... Dah mau masuk acara inti gitu kok ketiduran sih. Ngantuk tak tertahankan membuatku tak sadar masuk mode offline dan online ke alam mimpi walau nggak mimpi. Kan ngehek banget kalau yang dinanti-nanti terlewat karena ketiduran. Sungguh-sungguh terlalu. Hemmmmm.... Sudah pagi. Albert tidurnya lasak, tangan dan kakinya kemana-mana. Sekarang sudah jam 4 pagi dan biasa sih aku bangun jam segitu secara otomatis. Tapi tetap saja jam segini itu masih kepagian buat bocah untuk bangun. Wah... Sekarang batereku dah full dan fokus 100%. Wah... Albert... Kamu milikku pagi ini nak. Hahahaha....

Raptor Mode Activated...

Wajah Albert yang polos dikegelapan pagi. Kulit Albert sangat halus dan lembut, taku kuasa aku untuk tidak elus-elus tubuhnya yang sudah pasrah begini. (Ayo om... Sentuh aku lebih dalam?) hahahaha... Tenang Albert, aku untukmu saat ini.

Ku peluk tubuh Albert yang menurutku pas di dalam dekapan, walau posisinya yang mirik memeluk bantal membuat pergerakan agak sulit. Albert terlihat menawan menggunakan kaos kerah biru dan jelana jins panjang. Hemmmm... Sudah bergrilya di bagian atas dan merasakan empuknya pipi Albert, sekarang mau unboxing bagian bawah biar direview tuh pistol air-nya. Hehehe... Jadi deg deg swer....

Perlahan tapi pasti tangan ini mulai mendaratkan jari-jemarinya demi menemukan sebuah jari yang terpisah dari tangan. Jari tengah Albert yang memiliki daya mistis yang kuat yang tak bisa aku berpaling dan mengabaikannya begitu saja, bak magnet yang menarik tanganku untuk mendekat padanya. Hemmmmm.... Armor Albert sangat tebal. Armor jins yang melindungi jari tengah penuh sihir kepunyaan Albert. Aku harus menembus armor itu dan mendapatkan jari tengah ajaib ini.

Wah... Jadi nggak sabar. (ziper o ziper o... Turunlah) aku berusaha menurunkan pertahanan armor Albert. Akhirnya ziper alias resleting itu pun mulai turun. Hemmmm.... Ada lapisan pelindung lagi di dalamnya. Walau lapisan pelindung di dalam tidak sekuat armor yang diluarnya tadi. Pertahanan segitiga kuning yang tipis dan lembut.

Ketika aku menyentuk segitiga kuning ini terasa sekali mana dari mantra sihir jari tengan Albert si pistol air sangat terasa kuat. Daya tariknya sangat dahsyat sehingga jari-jemariku tak dapat menjauh darinya. Perlahan-lahan jari jari ini pun menyusup kedalam segitiga kuning itu dan menemukan sebuah jari tengah yang terpisah dari tangan tadi si pistol air. Terasa sangat lembek dan lembut, tapi menurutku ini lebih dari sekedar cukup walau masih uncut. Aku mendapatkannya dan merasakannya. Sangat lembut dan tak henti jemari ini mermain di sana. Oke... Berikutnya adalah...

Aku akan menggunakan teknik teknik vacum cleaner yang sudah sejak dahulu kala ku asah kemampuan ini, walau belajar otodidak dan tanpa bimbingan siapa pun dan tanpa melihat buku apa pun. Aplikasi bawaan yang mungkin sudah terinstal cukup lama dalam diriku ini. Sabarlah Albert... Aku milikmu pagi ini dan aku tak akan menunggu lama, aku akan segera menunaikan kebajibanku sebagai om-om yang menyayangimu.

Next...

Slpuzzzz.... Slupzzzzz.... Slupzzzzz....

Mantap....

Walau nggak full, tapi cukuplah untuk membahagiakanku. Gimana juga, pemiliknya masih terlelap dalam mimpi. Kira-kira mimpi apa ya si Albert? Jadi pengen masuk ke dalam mimpinya. Tapi itu tidak mungkin, yang mungkin mimpinya akan dibuat nyata. Hahahaha.... Bahagianya....

Oh iya... Aku belum ambil dokumentasinya. Hihihi.... Ambil dokumentasi ah... Bentar ya Bet, jangan banyak gerak! Aku mau ambil dokumentasinya untuk manasi grup sebelah. Soalnya dah lama dingin kisahku ini. Hihihihi....

Ok....

Satu, dua domumentasi sudah diambil. Sip...

Aku mau ambil lagi ah....
Waduh... Albert ganti posisi. Hemmmm... Giamana ambil dokumentasinya ya? Sekarang Albert peluk bantal lagi. Jangan bangun dulu ya Bet... Soalnya penelitianku belum kelar. Hihihi....

Benerin posisi dulu ah... Nie bocah keliatanya lelap bener, atau sebenarnya dah bangun? Hehehe... Bodo amat dah, amat aja enggak bodo... Lanjut lagi dah.

(Allahu akbar Allahu akbar.....) suara azan subuh berkumandang.

Raptor Mode... Shutdown....
Hero Mode Activated...

Hemmmmmm....
Kerjaan Raptor ya. Celana Albert harus dibenarin. Merepotkan saja nie si Raptor. Oke... Tidur yang nyenyak ya Albert, aku mau ke Masjid. Dah azan.

****

Oh ya teman-teman. Di dalam diriku itu ada yang namanya Emotion Control by Hero Maisandi. Jadi karakterku bisa berubah sewaktu-waktu tergantung situasi dan kondisinya. Jadi Karakter Hero itu bersifat religi dan bisa menshutdownkan karakter Raptor yang nafsuan. Hehehehe... Jadi kalau dah azan, acara sama Albert di pending dah, harus ke masjid dulu. Setelahnya liat nanti dah apakah Raptor Mode aktif kembali apa enggak. Hehehe... Aneh, tapi begitulah diriku. Oke...

Next....

****

Sepulang dari Masjid.

Suasana kamar masih saja sama seperti ku tinggal tadi. Albert masih tidur dalam kesunyian kamar ini. Maunya sih ngobrol-ngobrol dengan Albert, tapi tau lah kalau bocah itu loadingnya lama kalau abis bangun. Masih lag... Setelah ganti pakaian aku duduk di pinggiran kasurku menatap Albert dengan cahaya lampu kamar yang sebenarnya tidaklah begitu terang-terang amat. Masih terdengar suara pompa air asrama yang menggantikan suara jangkrik kalau di kampung. Kali ini aku hanya bisa menatap Albert sambil tersenyum saja.

Albert itu anak yang pintar, yang biasa selalau mendapatkan peringkat pertama kalau di kelasnya walau terkadang pernah tidak bisa mengikuti pelajaran sebulan. Dan kali ini Albert harus kemabali tidak bisa pergi ke sekolahnya karena harus merawat ayahnya yang sedang sakit di RSU di Medan. Albert anak yang kuat, dan Albert tau posisinya yang serba keterbatasan. Senyumnya dan dan karakternya menurutku cukup dibilang dewasa ketimbang bocah seumurannya yang pernah ku temui. Mungkin alam telah mengajarkan kepadanya agar cepatlah menjadi dewasa dan tegar. Walau pun masih umuran sekitar 11-12 tahun, tapi sudah sangat pengertian dan mengerti kondisi keluarga. Apa lagi sekarang ayahnya sedang dilanda sakit dan ibunya punya anak kecil atau baby... Sebagai anak laki satu-satunya Albert sudah melakukan kewajibannya sebagai anak dengan baik. Jadi ingin nanti punya anak seperti Albert, sungguh berbaki.

Next...

****

Mentari sudah mulai bersinar dan aku juga harus beres-beres untuk mempersiapkan semuanya. Aku bergegas ganti pakaian lagi untuk ke kantor ngisi absen biar nggak diitung telat dan ambil sarapan di tempat ibu katering.

"Buk... Buat untuk 2 porsi ya! Ini bawa tempatnya." sambil menyodorkan sepaket rantang plastik.
"Untuk siapa?" tanya ibu katering.
"Itu ada keponkaannya abang ipar." jawabku.
"Ooooo.... Yang bapaknya sakit itu yang di rumah sakit?" tanya ibu katering lagi.
"Iya buk...." jawabku kembali.
"Gimana sakitnya?" tanya ibu katering kembali.
"Ya... Masih seperti itu buk, susah makan karena tumor di lehernya itu." jawabku lagi.

Ibu katering memberikanku rantang yang berisi sarapan pagi untuk dua orang. Pagi ini ibu katering buat sarapan lontong sate yang pake bumbu kacang itu loh. Mudah-mudahan Albert suka dengan sarapan ini.

Aku bergegas ke kamar dan membangunkan Albert.

"Bet... Bangun, dah pagi." aku menggoyang-goyang badannya dikit, tapi tidak pada posisi tititnya ya. Hehehehe...

Terlihat Albert perlahan bangun dengan setengah sadar karena nyawanya belum kumpul semuanya. Hehehehe... Dasar bocah.

Sebangunnya Albert dari tidurnya, dia malah cariin bukunya. Yupz... Buku komik yang belum kelar di bacanya tadi.

"Makan dulu lah Bet.... Nanti lagi bacanya." ujarku.
"Nanti." begitu jawab Albert.

Kayaknya nggak semudah dugaan aku mengurus anak nanti. Hihihi...

"Ya lah... Aku ke kantor bentar ya." aku beritahu Albert dan beranjak ke kantor.
"Ya..." jawab Albert singkat.

****

Di kantor aku seperti biasa melakukan rutinitasku sehari-hari yaitu cek dosen yang masuk. Setelah muter-muter kelas dan cek sana cek sini, aku putuskan kembali ke kantor. Aku mau mandi soalnya, tadi belum mandi. Biasanya sih kalau mau ke kantor ya mandi dulu, tapi ngurus kebutuhan bocah dulu dan sekarang juga mau ngurus kebutuhan Albert. Mau cek, Albert dah makan apa belum nie. Yupz...

Setelah kembali ke kamar, ternyata Albert masih sibuk baca komiknya. Sarapan yang ku bawakan belum juga tersentuh olehnya. Hemmmmm.... Kalau sudah dengan sesuatu yang diminatinya, yang lain nanti saja.

"Makan dulu Bet... Setelahnya mandi dan kita ke kator ya." ujarku.

Terlihat Albert beranjak perlahan dengan kondisi males-malesan untuk makan, tapi akhirnya makan juga setelah cuci tangan. Semua sudah ku siapkan sih dari cuci tangan sampai air minumnya. Pokoknya tinggal hap aja makannya. Albert terlihat lahap makannya walau fokusnya terbagi dengan bukunya dan makannya nggak banyak. Hemmmmm.... Mungkin dia ngggak begitu suka sarapannya.

Setelah selesai sarapan, waktunya pergi ke kantor lagi. Tapi sebelum itu, mau madi dulu. Soalnya nie badan masih bau bantal masih bau iler walau sudah rapi pakaiannya.

Hemmmmm.... Mau mandi. Handuknya tergantung di lemariku cuma satu dan sabunnya juga satu. Kalau mandinya gantian bakal lama dan membosankan. Jam pagi sekitaran jam 8 itu asrama sepi karena penghuninmya pada di kampus, jadi kayaknya nggak ada yang bakal liat-liat kalau kita bakal masuk bilik yang sama. Wah...

Ngayal edition nie....
Hahahaha....

Bakalan terjadi nggak nie?
Untuk tau kisahnya, kita tunggu aja lemabran Raptor Diary yang berikutnya.

Muach......


Tidak ada komentar:

Posting Komentar