Detik demi detik berlalu dan rasa kantuk
mulai menyerangku. Ku perhatikan Albert masih serius membaca komik yang telah
ku belikan tadi. Entah sampai kapan Albert terus membolak-balik komik Doraemon
miliknya. Hemmmm.... Aku ngantuk dan sangat lelah.
"Bet... Nggak tidur kau?" tanyaku.
"Bentar lagi." jawabnya.
"Besok aja bacanya, tidur aja
dulu." ujarku lagi.
Sepertinya semangat Albert hilangkan lelah
perjalanannya. Waduh... Aku yang tersiksa kalau seperti ini. Greget....
Malam pun sudah semakin larut dan Albert
tetap saja kokoh membaca buku kesayangannya itu. Aku sudah sangat berat menahan
kantuk dan menahan rasa ....... Ahhhhhhggggggggghhhhhhhhhh..... Tidurlah Bet...
Ku mohon biar acara berikutnya berjalan. Aku sudah tidak tahan, rasa ini
sungguh menyiksaku.... Sungguh sungguh menyiksaku. Tidaaaaakkkkkk.....
Selanjutnya....
"Bet... Tidur ya, dah malem. Besok aja
lagi sambung bacanya." bujukku dengan nada lemah.
Akhirnya Albert nurut juga untuk tidur.
Alhamdulillah.... Soalnya aku dah ngatuk banget, lelah seharian.
"Bet... Lampu kamarnya dimatikan aja
ya." ujarku.
Albert kasi isayarat yang menandakan "Up
to you." dan aku pun mematikan lampu kamar, karena emang di asrama harus
matikan lampu kamar kalau dah malem juga. Dan apabila ada seorang om-om yang
notabenya kata si Obie Nananina dan sekarang sekamar berdua dengan bocah pujaan
hati dan lampu mati, apa cerita? Wah... Tidur yang lelap ya Bet... Aku menyayangimu.
Next....
Ew... Ketiduran. Buset dah... Dah mau masuk
acara inti gitu kok ketiduran sih. Ngantuk tak tertahankan membuatku tak sadar
masuk mode offline dan online ke alam mimpi walau nggak mimpi. Kan ngehek
banget kalau yang dinanti-nanti terlewat karena ketiduran. Sungguh-sungguh
terlalu. Hemmmmm.... Sudah pagi. Albert tidurnya lasak, tangan dan kakinya
kemana-mana. Sekarang sudah jam 4 pagi dan biasa sih aku bangun jam segitu
secara otomatis. Tapi tetap saja jam segini itu masih kepagian buat bocah untuk
bangun. Wah... Sekarang batereku dah full dan fokus 100%. Wah... Albert... Kamu
milikku pagi ini nak. Hahahaha....
Raptor Mode Activated...
Wajah Albert yang polos dikegelapan pagi.
Kulit Albert sangat halus dan lembut, taku kuasa aku untuk tidak elus-elus
tubuhnya yang sudah pasrah begini. (Ayo om... Sentuh aku lebih dalam?)
hahahaha... Tenang Albert, aku untukmu saat ini.
Ku peluk tubuh Albert yang menurutku pas di
dalam dekapan, walau posisinya yang mirik memeluk bantal membuat pergerakan
agak sulit. Albert terlihat menawan menggunakan kaos kerah biru dan jelana jins
panjang. Hemmmm... Sudah bergrilya di bagian atas dan merasakan empuknya pipi
Albert, sekarang mau unboxing bagian bawah biar direview tuh pistol air-nya.
Hehehe... Jadi deg deg swer....
Perlahan tapi pasti tangan ini mulai
mendaratkan jari-jemarinya demi menemukan sebuah jari yang terpisah dari
tangan. Jari tengah Albert yang memiliki daya mistis yang kuat yang tak bisa
aku berpaling dan mengabaikannya begitu saja, bak magnet yang menarik tanganku untuk
mendekat padanya. Hemmmmm.... Armor Albert sangat tebal. Armor jins yang
melindungi jari tengah penuh sihir kepunyaan Albert. Aku harus menembus armor
itu dan mendapatkan jari tengah ajaib ini.
Wah... Jadi nggak sabar. (ziper o ziper o...
Turunlah) aku berusaha menurunkan pertahanan armor Albert. Akhirnya ziper alias
resleting itu pun mulai turun. Hemmmm.... Ada lapisan pelindung lagi di
dalamnya. Walau lapisan pelindung di dalam tidak sekuat armor yang diluarnya
tadi. Pertahanan segitiga kuning yang tipis dan lembut.
Ketika aku menyentuk segitiga kuning ini
terasa sekali mana dari mantra sihir jari tengan Albert si pistol air sangat
terasa kuat. Daya tariknya sangat dahsyat sehingga jari-jemariku tak dapat
menjauh darinya. Perlahan-lahan jari jari ini pun menyusup kedalam segitiga
kuning itu dan menemukan sebuah jari tengah yang terpisah dari tangan tadi si
pistol air. Terasa sangat lembek dan lembut, tapi menurutku ini lebih dari
sekedar cukup walau masih uncut. Aku mendapatkannya dan merasakannya. Sangat
lembut dan tak henti jemari ini mermain di sana. Oke... Berikutnya adalah...
Aku akan menggunakan teknik teknik vacum
cleaner yang sudah sejak dahulu kala ku asah kemampuan ini, walau belajar
otodidak dan tanpa bimbingan siapa pun dan tanpa melihat buku apa pun. Aplikasi
bawaan yang mungkin sudah terinstal cukup lama dalam diriku ini. Sabarlah
Albert... Aku milikmu pagi ini dan aku tak akan menunggu lama, aku akan segera
menunaikan kebajibanku sebagai om-om yang menyayangimu.
Next...
Slpuzzzz.... Slupzzzzz.... Slupzzzzz....
Mantap....
Walau nggak full, tapi cukuplah untuk
membahagiakanku. Gimana juga, pemiliknya masih terlelap dalam mimpi. Kira-kira
mimpi apa ya si Albert? Jadi pengen masuk ke dalam mimpinya. Tapi itu tidak
mungkin, yang mungkin mimpinya akan dibuat nyata. Hahahaha.... Bahagianya....
Oh iya... Aku belum ambil dokumentasinya.
Hihihi.... Ambil dokumentasi ah... Bentar ya Bet, jangan banyak gerak! Aku mau
ambil dokumentasinya untuk manasi grup sebelah. Soalnya dah lama dingin kisahku
ini. Hihihihi....
Ok....
Satu, dua domumentasi sudah diambil. Sip...
Aku mau ambil lagi ah....
Waduh... Albert ganti posisi. Hemmmm...
Giamana ambil dokumentasinya ya? Sekarang Albert peluk bantal lagi. Jangan
bangun dulu ya Bet... Soalnya penelitianku belum kelar. Hihihi....
Benerin posisi dulu ah... Nie bocah
keliatanya lelap bener, atau sebenarnya dah bangun? Hehehe... Bodo amat dah,
amat aja enggak bodo... Lanjut lagi dah.
(Allahu akbar Allahu akbar.....) suara azan
subuh berkumandang.
Raptor Mode... Shutdown....
Hero Mode Activated...
Hemmmmmm....
Kerjaan Raptor ya. Celana Albert harus
dibenarin. Merepotkan saja nie si Raptor. Oke... Tidur yang nyenyak ya Albert,
aku mau ke Masjid. Dah azan.
****
Oh ya teman-teman. Di dalam diriku itu ada
yang namanya Emotion Control by Hero Maisandi. Jadi karakterku bisa berubah
sewaktu-waktu tergantung situasi dan kondisinya. Jadi Karakter Hero itu
bersifat religi dan bisa menshutdownkan karakter Raptor yang nafsuan.
Hehehehe... Jadi kalau dah azan, acara sama Albert di pending dah, harus ke
masjid dulu. Setelahnya liat nanti dah apakah Raptor Mode aktif kembali apa
enggak. Hehehe... Aneh, tapi begitulah diriku. Oke...
Next....
****
Sepulang dari Masjid.
Suasana kamar masih saja sama seperti ku
tinggal tadi. Albert masih tidur dalam kesunyian kamar ini. Maunya sih
ngobrol-ngobrol dengan Albert, tapi tau lah kalau bocah itu loadingnya lama
kalau abis bangun. Masih lag... Setelah ganti pakaian aku duduk di pinggiran
kasurku menatap Albert dengan cahaya lampu kamar yang sebenarnya tidaklah
begitu terang-terang amat. Masih terdengar suara pompa air asrama yang
menggantikan suara jangkrik kalau di kampung. Kali ini aku hanya bisa menatap
Albert sambil tersenyum saja.
Albert itu anak yang pintar, yang biasa
selalau mendapatkan peringkat pertama kalau di kelasnya walau terkadang pernah
tidak bisa mengikuti pelajaran sebulan. Dan kali ini Albert harus kemabali
tidak bisa pergi ke sekolahnya karena harus merawat ayahnya yang sedang sakit
di RSU di Medan. Albert anak yang kuat, dan Albert tau posisinya yang serba
keterbatasan. Senyumnya dan dan karakternya menurutku cukup dibilang dewasa
ketimbang bocah seumurannya yang pernah ku temui. Mungkin alam telah
mengajarkan kepadanya agar cepatlah menjadi dewasa dan tegar. Walau pun masih
umuran sekitar 11-12 tahun, tapi sudah sangat pengertian dan mengerti kondisi
keluarga. Apa lagi sekarang ayahnya sedang dilanda sakit dan ibunya punya anak
kecil atau baby... Sebagai anak laki satu-satunya Albert sudah melakukan
kewajibannya sebagai anak dengan baik. Jadi ingin nanti punya anak seperti
Albert, sungguh berbaki.
Next...
****
Mentari sudah mulai bersinar dan aku juga
harus beres-beres untuk mempersiapkan semuanya. Aku bergegas ganti pakaian lagi
untuk ke kantor ngisi absen biar nggak diitung telat dan ambil sarapan di
tempat ibu katering.
"Buk... Buat untuk 2 porsi ya! Ini bawa
tempatnya." sambil menyodorkan sepaket rantang plastik.
"Untuk siapa?" tanya ibu katering.
"Itu ada keponkaannya abang ipar."
jawabku.
"Ooooo.... Yang bapaknya sakit itu yang
di rumah sakit?" tanya ibu katering lagi.
"Iya buk...." jawabku kembali.
"Gimana sakitnya?" tanya ibu
katering kembali.
"Ya... Masih seperti itu buk, susah
makan karena tumor di lehernya itu." jawabku lagi.
Ibu katering memberikanku rantang yang berisi
sarapan pagi untuk dua orang. Pagi ini ibu katering buat sarapan lontong sate
yang pake bumbu kacang itu loh. Mudah-mudahan Albert suka dengan sarapan ini.
Aku bergegas ke kamar dan membangunkan
Albert.
"Bet... Bangun, dah pagi." aku
menggoyang-goyang badannya dikit, tapi tidak pada posisi tititnya ya.
Hehehehe...
Terlihat Albert perlahan bangun dengan
setengah sadar karena nyawanya belum kumpul semuanya. Hehehehe... Dasar bocah.
Sebangunnya Albert dari tidurnya, dia malah
cariin bukunya. Yupz... Buku komik yang belum kelar di bacanya tadi.
"Makan dulu lah Bet.... Nanti lagi
bacanya." ujarku.
"Nanti." begitu jawab Albert.
Kayaknya nggak semudah dugaan aku mengurus anak
nanti. Hihihi...
"Ya lah... Aku ke kantor bentar
ya." aku beritahu Albert dan beranjak ke kantor.
"Ya..." jawab Albert singkat.
****
Di kantor aku seperti biasa melakukan
rutinitasku sehari-hari yaitu cek dosen yang masuk. Setelah muter-muter kelas
dan cek sana cek sini, aku putuskan kembali ke kantor. Aku mau mandi soalnya,
tadi belum mandi. Biasanya sih kalau mau ke kantor ya mandi dulu, tapi ngurus
kebutuhan bocah dulu dan sekarang juga mau ngurus kebutuhan Albert. Mau cek,
Albert dah makan apa belum nie. Yupz...
Setelah kembali ke kamar, ternyata Albert
masih sibuk baca komiknya. Sarapan yang ku bawakan belum juga tersentuh
olehnya. Hemmmmm.... Kalau sudah dengan sesuatu yang diminatinya, yang lain
nanti saja.
"Makan dulu Bet... Setelahnya mandi dan
kita ke kator ya." ujarku.
Terlihat Albert beranjak perlahan dengan
kondisi males-malesan untuk makan, tapi akhirnya makan juga setelah cuci
tangan. Semua sudah ku siapkan sih dari cuci tangan sampai air minumnya.
Pokoknya tinggal hap aja makannya. Albert terlihat lahap makannya walau
fokusnya terbagi dengan bukunya dan makannya nggak banyak. Hemmmmm.... Mungkin
dia ngggak begitu suka sarapannya.
Setelah selesai sarapan, waktunya pergi ke
kantor lagi. Tapi sebelum itu, mau madi dulu. Soalnya nie badan masih bau
bantal masih bau iler walau sudah rapi pakaiannya.
Hemmmmm.... Mau mandi. Handuknya tergantung
di lemariku cuma satu dan sabunnya juga satu. Kalau mandinya gantian bakal lama
dan membosankan. Jam pagi sekitaran jam 8 itu asrama sepi karena penghuninmya
pada di kampus, jadi kayaknya nggak ada yang bakal liat-liat kalau kita bakal
masuk bilik yang sama. Wah...
Ngayal edition nie....
Hahahaha....
Bakalan terjadi nggak nie?
Untuk tau kisahnya, kita tunggu aja lemabran
Raptor Diary yang berikutnya.
Muach......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar