Sabtu, 27 Januari 2018

MENJEMPUTMU (Lembaran 5)

Menanti untuk bertemu Albert kembali adalah suatu hal yang sangat greget dalam hidupku. Memimpikan akan hadirnya Albert di kamarku, pasti akan membuatku tambah bahagia walau mungkin akan terlihat membosankan baginya. Memikirkannya saja sudah membuatku kayak orang gila. Hehehehe... memikirkan langkah apa yang akan ku lakukan berikutnya saat Albert benar jadi ke tempatku.

Hari demi hari berganti. Aku masih tetap dalam penantianku. Rasa ingin bertemu yang menyiksa batinku. Ingin rasanya ku jemput Albert sekarang juga, tapi nggak mungki lah karena Albert punya kerjaan untuk antar bapaknya cekup ke rumah sakit. Waduh... sabar-sabar ya Hero! Akan tiba kok waktunya. Tapi tetap aja nggak sabar. Ih... gelisah-makin gelisah memikirkan nie bocah. Tidaaaaaakkkkk..... Kangen Albert.

.......

Sudah memasuki hari Kamis, dan seperti biasa kalau aku masuk kerja setengah hari kalau hari Kamis. Hemmmmm.... beres-beres barang dan go ah tempat Albert. Eh... tunggu dulu! Belum konfirmasi kalau aku mau datang hari ini, tapi apa dikasi kalau kecepatan 1 hari dari yang disepakati? Weleh... sebaiknya telpon bapak Albert dulu ah.

"Halo, Assalamualaiku...."
"Gimana kabarnya bang? Dah mendingan kah?"
"Oh... masih susah makan ya?"
"Iya... namanya juga sakit. Mudah mudahan cepat sembuh ya bang."
"Iya... mau ngomong sama Albert."
"Halo Albert, sehat kan?"
"Siapa kawanmu di sana?"
"Nggak punya ya?"
"Ya udah main ke sini."
"Jadi ke sini?"
"Iya... tanyalah bapakmu boleh apa enggak."
"Halo bang... iya."
"Hemmmm.... gitu ya ban?"
"Jadi Albert-nya hari Sabtu aja ya jemputnya."
"Hemmmm... nanti kelamaan ya kalau Jumat perginya?"
"Nggak ada yang temani abang ya?"
"Iya bang, nggak apa."
"Iya ketempatku di Morawa."
"Iya... bukan tempat pamannya."
"Kalau tempat pamannya dia boleh aja."
"Iya... pekan depan sekali lagi lah."
"Nanti ku ajak dia ke sana."
"Kalau sekarang aku masih kerja dan nggak ada hari libur."
'Kalau liburan nanti bisa ku bawa dia ke sana, ke tempat pamannya."
"Iya... Sabtu ku jemput."
'Iya... abis pulang kerja ku jemput."
"Oke bang... assalamualaikum."

......

Nggak jadi berangkat. Bukannya dipercepat, eh malah delay 1 hari dari hari keberangkatan kan nyebelin. Tapi ya mau gimana lagi. Harus tetap sabar... Fokus Hero.... Stay Focus.

*****

Malam-malamku semakin gelisah. Aku sudah benahi kamar biar nyaman dan nggak kelihatan berantakan. Sepre dan diganti, sarung bantal ganti juga, maklum yang lama dah banyak membentuk pulau-pulau... kena ences. Tidaaaaakkkkkk..... Walau menurutku sudah rapi, mungkin kamar ini tidaklah serapi yang kalian pikirkan. Hehehe... tapi nggak apa lah, kan mau kedatangan bocah bukan cewek yang datang atau calon mertua. Wew....

Malam Jumat dah terlewati dan hari Jumat pun datang, aku masih dalam mode penantian. Kangen Albert harus ku tahan lagi, sedikit lagi. Takut rasanya kalau harus telpon ayah Albert dan tanyakan kabarnya, takut ada perubahan jadwal kedatangan Albert.

****

Jumat pagi yang cerah, tapi masih terlalu berat mataku untuk terbuka. Walau tadi sebenarnya dah bangun subuhan, tapi tidur lagi setelahnya. Karena kari Jumat aku off, makanya ku habiskan bermalas-malasan. Kalau dipikir-pikir, seharusnya liburan seperti ini lebih baik beres-beres kamar walau sudah dibereskan sekedarnya untuk kedatangan Albert. Waktu terasa sangat lama untuk berputar, entah kenapa seperti itu kalau menanti sesuatu.

Sebenarnya nggak ada yang penting untuk diceritaain sih di hari Jumat ini. Haduh.... para sahabat Raptor Diary juga sepertinya ingin next langsung ke hari berikutnya. Iya kan? Hehehehe....

*****

Akhirnya hari yang dinantikan tiba, hari Sabtu. Rasanya ingin sekali segera berangkat untuk menemui Albert, tapi sayang sekali.... Hari Sabtu aku kerja. Huh.... Niat kemaren mau cepat-cepat bawa Albert, malah dipending sehari dari yang dijadwalkan. Bukannya dimajukan juga. Hehehe...

****

Ku lihat jam dinding seolah bergerak dengan labatnya. Entah kapan aku harus selesai kerja ini oiiiiii.... Kerjaan dah nggak jelas lagi mau buat apa, dah nggak konsen. Aduh.... skip aja deh jam kerjanya.

Setelah istirahat siang dan masuk kantor lagi, aku sempatkan untuk pergi ke kamarku yang jaraknya berkisar hanya 50m dari kantorku. Persiapan untuk menjemput Albert harus dipersiapkan matang-matang, aku tak ingin menyia-nyiakan waktu lagi untuk jemput Albert muach.... muach.... Jadi ketika jam kerja selesai aku bisa langsung go... mantap.

****

Terdengar suara azan Ashar pertanda masuk waktu sholat ashar dan berakhirlah jam kantor yang memenjarakanku selama ini. Sepulang dari masjid aku langsung ambil tasku dan langsung order ojek online. Go.... Go.....

****

Hemmmmm....
Tidak ada driver. Taxi Blue ........... tak apa deh. Mau ke simpang terminal dulu.

"Halo... selamat sore pak! Saya dari ....... lokasi bapak di mana ya?
"Saya di kampus ........."
"Oke pak, tunggu sebentar ya pak."

Aku tak mengerti alasanku kenapa aku naik taxi, padahal ojek jauh lebih murah. Oh, emang benar waktu itu emang nggak ada driver, karena emang sulit driver ........ dari perusahaan ini ketimbang ......... perusaahaan sebelah. Aku ke simpang terminal untuk isi deposit terlebih dahulu baru ke RS dengan deposit biar lebih murah.

Tak lama setelahnya sebuah mobil sedan berwarna biru pun menghampiriku.
"Sore pak! Pak ....... ya?"
"Iya pak."
"Silahkan pak."

Mobil pun melaju menuju persimpangan terminal Amplas.

Untuk mencairkan suasana, biasa aku selalu bertanya drivernya orang mana. Ternyata mas drivernya orang Kota Medan. Kita pun bercerita mengisi waktu perjalanan. Tak lama setelah itu, aku pun sampai di tempat tujuan pertamaku dan aku minta pak driver untuk menTopUp saldo akunku. Setelah saldo akunku bertambah, maka aku pun merubah tujuan ke RS tempat ayah Albert di rawat dan mengganti metode pambayaran menjadi deposit.

"Pak... bapak sebenarnya mau ke mana?"
"Sebenarnya mau ke rumah sakit pak."
"Ayo pak biar saya anter."

Saya pun order taxi via online lagi dan kebetulan si bapak ini lagi yang dapat, karena jaraknya yang emang paling dekat denganku. Ya iya lah, kan aku juga baru turun dari taxinya dan akhirnya naik lagi. Sebenarnya mau naik ojek online nya aja, tapi tak apa lah naik taxi lagi. Akhirnya aku pun melaju bersama bapak supir taksi ini lagi.

Sepanjang perjalanan kita ngombol banyak dengan driver taxi ini. Obrolan kami mulai dari tujuanku ke rumah sakit, masalah pasangan hidup, sampai cerita toko online. Wah wah... sungguh bersahabat driver ini. Setelah menempuh jarak yang menurutku cukup jauh, akhirnya kita pun sampai di sebuah rumah sakit umum ini. Aku pun bersegera pergi ke rumah kostan di mana ayah Albert di rawat. Dan aku pun menemukan sesuatu yang ku cari dan ku nanti.



****

"Kakak kira nggak jadi dijemput. Dah dari pagi dia nunggu."
"Hehehe... jadilah. Pagi aku kerja, ini abis pulang kerja langsung ke sini."

Tak perlu panjang lebar, aku pun segera minta izin membawa Albert dan berpamitan untuk pulang.

"Ini ke tempatmu kan?" tanya ibu Albert kepadaku."
"Ya... ke tempatku lah."
"Katnya ke tempat pamannya."
"Ough... enggak, mungkin nanti pas lebaran Haji kalau mau ikut akan ku bawa ke rumah pamannya."

Akhirnya pamitan lagi dan cap cus.

Albert mengenakan kaos kerah warna biru sama seperti yang ku liahat pertama kali. Kita berjalan di sekitaran RS untuk pergi ke jalan besar dan order taxi online lagi. Aku pun mengajak bicara Albert untuk cairkan suasana.

"Mau kemana kita Bet?" tanyaku ke Albert, namanya ku singkat saja. Hehehe...
"Terserah kau mau ke mana." jawab Albert.

Njir... 
Nie bocah sebut aku dengan kata "Kau"....
Weleh... tapi begitulah kebiasaan mereka. Terdengar tidak sopan.
Waduh....

****

Setelah order taksi online kita pun jalan, ke kota Medan. Aku ingin sekali bawa Albert jalan-jalan untuk menyenangkan hatinya sekaligus menyengakan juga untukku. Lumayan juga menunggu jemputan taksi online tadi, lumayan membosankan. Tapi rasa bosan itu akan berubah jadi menyenangkan bila berada di sisi Albert.

Sepanjang perjalanan ku perhatikan Albert menutup hidungnya terus.

"...................????" aku berpikir apa yang terjadi.
Apa Albert tidak tahan naik transportasi darat kayak gini ya? Atau dia sekarang lagi mabok darat?
OMG.....

"Bet! Kenapa kau?" tanyaku.
"Nggak tahan bau AC." jawab Albert.

Waduh.... Ternyata itu toh permasalahannya.

"Pak! AC mobilnya boleh dimatikan aja nggak pak? Soalnya nie adek saya nggak tahan AC." pintaku kepada abang driver.
"Oh.... Iya bang. Kita buka aja ya jendelanya." jawab abang driver sambil menurunkan jendela kaca mobilnya.

Akhirnya Albert bisa bernafas lega tanpa harus tutup hidung. Syukurlah, kirain tadi mabok darat. Kalau sampai muntah di sini bisa gawat. Haduh....

*****

"Bet! Pernah kau ke sini?" tanyaku kepada Albert prihal kota Medan yang kita jalani sekarang.
"Nggak pernah ke mana-mana aku." jawab Albert.
"Kau suka makan apa?" tanyaku.
"Manuk, tempe." jawab Albert singkat.
"Ya sudah, nanti kita cari tempat makan yang ada jual ayam dan tempenya." jawabku.
"Ya." jawab Albert.

Mobil pun melajau menyusuri jalanan kota Medan yang walau pun aspal, tapi ada aja yang rusak di rute kita ini belum lagi macat kota Medan yang mungkin tak seberapa kota Jakarta. Hehehehe... Kini hari sudah mulai gelap dan kita sampai di sebuah mall yang sangat sering ku kunjungi.

Plaza Medan Fair.

Yap...
Di sinilah kita akan kencan di malam Minggu kali ini.


Bersambung.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar