Menanti
untuk bertemu Albert kembali adalah suatu hal yang sangat greget dalam hidupku.
Memimpikan akan hadirnya Albert di kamarku, pasti akan membuatku tambah bahagia
walau mungkin akan terlihat membosankan baginya. Memikirkannya saja sudah
membuatku kayak orang gila. Hehehehe... memikirkan langkah apa yang akan ku
lakukan berikutnya saat Albert benar jadi ke tempatku.
Hari
demi hari berganti. Aku masih tetap dalam penantianku. Rasa ingin bertemu yang
menyiksa batinku. Ingin rasanya ku jemput Albert sekarang juga, tapi nggak
mungki lah karena Albert punya kerjaan untuk antar bapaknya cekup ke rumah
sakit. Waduh... sabar-sabar ya Hero! Akan tiba kok waktunya. Tapi tetap aja
nggak sabar. Ih... gelisah-makin gelisah memikirkan nie bocah.
Tidaaaaaakkkkk..... Kangen Albert.
.......
Sudah
memasuki hari Kamis, dan seperti biasa kalau aku masuk kerja setengah hari
kalau hari Kamis. Hemmmmm.... beres-beres barang dan go ah tempat Albert. Eh...
tunggu dulu! Belum konfirmasi kalau aku mau datang hari ini, tapi apa dikasi
kalau kecepatan 1 hari dari yang disepakati? Weleh... sebaiknya telpon bapak
Albert dulu ah.
"Halo,
Assalamualaiku...."
"Gimana
kabarnya bang? Dah mendingan kah?"
"Oh...
masih susah makan ya?"
"Iya...
namanya juga sakit. Mudah mudahan cepat sembuh ya bang."
"Iya...
mau ngomong sama Albert."
"Halo
Albert, sehat kan?"
"Siapa
kawanmu di sana?"
"Nggak
punya ya?"
"Ya
udah main ke sini."
"Jadi
ke sini?"
"Iya...
tanyalah bapakmu boleh apa enggak."
"Halo
bang... iya."
"Hemmmm....
gitu ya ban?"
"Jadi
Albert-nya hari Sabtu aja ya jemputnya."
"Hemmmm...
nanti kelamaan ya kalau Jumat perginya?"
"Nggak
ada yang temani abang ya?"
"Iya
bang, nggak apa."
"Iya
ketempatku di Morawa."
"Iya...
bukan tempat pamannya."
"Kalau
tempat pamannya dia boleh aja."
"Iya...
pekan depan sekali lagi lah."
"Nanti
ku ajak dia ke sana."
"Kalau
sekarang aku masih kerja dan nggak ada hari libur."
'Kalau
liburan nanti bisa ku bawa dia ke sana, ke tempat pamannya."
"Iya...
Sabtu ku jemput."
'Iya...
abis pulang kerja ku jemput."
"Oke
bang... assalamualaikum."
......
Nggak
jadi berangkat. Bukannya dipercepat, eh malah delay 1 hari dari hari
keberangkatan kan nyebelin. Tapi ya mau gimana lagi. Harus tetap sabar... Fokus
Hero.... Stay Focus.
*****
Malam-malamku
semakin gelisah. Aku sudah benahi kamar biar nyaman dan nggak kelihatan
berantakan. Sepre dan diganti, sarung bantal ganti juga, maklum yang lama dah
banyak membentuk pulau-pulau... kena ences. Tidaaaaakkkkkk..... Walau menurutku
sudah rapi, mungkin kamar ini tidaklah serapi yang kalian pikirkan. Hehehe...
tapi nggak apa lah, kan mau kedatangan bocah bukan cewek yang datang atau calon
mertua. Wew....
Malam
Jumat dah terlewati dan hari Jumat pun datang, aku masih dalam mode penantian.
Kangen Albert harus ku tahan lagi, sedikit lagi. Takut rasanya kalau harus
telpon ayah Albert dan tanyakan kabarnya, takut ada perubahan jadwal kedatangan
Albert.
****
Jumat
pagi yang cerah, tapi masih terlalu berat mataku untuk terbuka. Walau tadi
sebenarnya dah bangun subuhan, tapi tidur lagi setelahnya. Karena kari Jumat
aku off, makanya ku habiskan bermalas-malasan. Kalau dipikir-pikir, seharusnya
liburan seperti ini lebih baik beres-beres kamar walau sudah dibereskan
sekedarnya untuk kedatangan Albert. Waktu terasa sangat lama untuk berputar,
entah kenapa seperti itu kalau menanti sesuatu.
Sebenarnya
nggak ada yang penting untuk diceritaain sih di hari Jumat ini. Haduh.... para
sahabat Raptor Diary juga sepertinya ingin next langsung ke hari berikutnya.
Iya kan? Hehehehe....
*****
Akhirnya
hari yang dinantikan tiba, hari Sabtu. Rasanya ingin sekali segera berangkat
untuk menemui Albert, tapi sayang sekali.... Hari Sabtu aku kerja. Huh.... Niat
kemaren mau cepat-cepat bawa Albert, malah dipending sehari dari yang
dijadwalkan. Bukannya dimajukan juga. Hehehe...
****
Ku
lihat jam dinding seolah bergerak dengan labatnya. Entah kapan aku harus
selesai kerja ini oiiiiii.... Kerjaan dah nggak jelas lagi mau buat apa, dah
nggak konsen. Aduh.... skip aja deh jam kerjanya.
Setelah
istirahat siang dan masuk kantor lagi, aku sempatkan untuk pergi ke kamarku
yang jaraknya berkisar hanya 50m dari kantorku. Persiapan untuk menjemput
Albert harus dipersiapkan matang-matang, aku tak ingin menyia-nyiakan waktu
lagi untuk jemput Albert muach.... muach.... Jadi ketika jam kerja selesai aku
bisa langsung go... mantap.
****
Terdengar
suara azan Ashar pertanda masuk waktu sholat ashar dan berakhirlah jam kantor
yang memenjarakanku selama ini. Sepulang dari masjid aku langsung ambil tasku
dan langsung order ojek online. Go.... Go.....
****
Hemmmmm....
Tidak
ada driver. Taxi Blue ........... tak apa deh. Mau ke simpang terminal dulu.
"Halo...
selamat sore pak! Saya dari ....... lokasi bapak di mana ya?
"Saya
di kampus ........."
"Oke
pak, tunggu sebentar ya pak."
Aku
tak mengerti alasanku kenapa aku naik taxi, padahal ojek jauh lebih murah. Oh,
emang benar waktu itu emang nggak ada driver, karena emang sulit driver
........ dari perusahaan ini ketimbang ......... perusaahaan sebelah. Aku ke
simpang terminal untuk isi deposit terlebih dahulu baru ke RS dengan deposit
biar lebih murah.
Tak
lama setelahnya sebuah mobil sedan berwarna biru pun menghampiriku.
"Sore
pak! Pak ....... ya?"
"Iya
pak."
"Silahkan
pak."
Mobil
pun melaju menuju persimpangan terminal Amplas.
Untuk
mencairkan suasana, biasa aku selalu bertanya drivernya orang mana. Ternyata
mas drivernya orang Kota Medan. Kita pun bercerita mengisi waktu perjalanan.
Tak lama setelah itu, aku pun sampai di tempat tujuan pertamaku dan aku minta
pak driver untuk menTopUp saldo akunku. Setelah saldo akunku bertambah, maka
aku pun merubah tujuan ke RS tempat ayah Albert di rawat dan mengganti metode
pambayaran menjadi deposit.
"Pak...
bapak sebenarnya mau ke mana?"
"Sebenarnya
mau ke rumah sakit pak."
"Ayo
pak biar saya anter."
Saya
pun order taxi via online lagi dan kebetulan si bapak ini lagi yang dapat,
karena jaraknya yang emang paling dekat denganku. Ya iya lah, kan aku juga baru
turun dari taxinya dan akhirnya naik lagi. Sebenarnya mau naik ojek online nya
aja, tapi tak apa lah naik taxi lagi. Akhirnya aku pun melaju bersama bapak
supir taksi ini lagi.
Sepanjang
perjalanan kita ngombol banyak dengan driver taxi ini. Obrolan kami mulai dari
tujuanku ke rumah sakit, masalah pasangan hidup, sampai cerita toko online. Wah
wah... sungguh bersahabat driver ini. Setelah menempuh jarak yang menurutku
cukup jauh, akhirnya kita pun sampai di sebuah rumah sakit umum ini. Aku pun
bersegera pergi ke rumah kostan di mana ayah Albert di rawat. Dan aku pun
menemukan sesuatu yang ku cari dan ku nanti.
****
"Kakak
kira nggak jadi dijemput. Dah dari pagi dia nunggu."
"Hehehe...
jadilah. Pagi aku kerja, ini abis pulang kerja langsung ke sini."
Tak
perlu panjang lebar, aku pun segera minta izin membawa Albert dan berpamitan
untuk pulang.
"Ini
ke tempatmu kan?" tanya ibu Albert kepadaku."
"Ya...
ke tempatku lah."
"Katnya
ke tempat pamannya."
"Ough...
enggak, mungkin nanti pas lebaran Haji kalau mau ikut akan ku bawa ke rumah
pamannya."
Akhirnya
pamitan lagi dan cap cus.
Albert
mengenakan kaos kerah warna biru sama seperti yang ku liahat pertama kali. Kita
berjalan di sekitaran RS untuk pergi ke jalan besar dan order taxi online lagi.
Aku pun mengajak bicara Albert untuk cairkan suasana.
"Mau
kemana kita Bet?" tanyaku ke Albert, namanya ku singkat saja. Hehehe...
"Terserah
kau mau ke mana." jawab Albert.
Njir...
Nie
bocah sebut aku dengan kata "Kau"....
Weleh...
tapi begitulah kebiasaan mereka. Terdengar tidak sopan.
Waduh....
****
Setelah order taksi
online kita pun jalan, ke kota Medan. Aku ingin sekali bawa Albert jalan-jalan
untuk menyenangkan hatinya sekaligus menyengakan juga untukku. Lumayan juga
menunggu jemputan taksi online tadi, lumayan membosankan. Tapi rasa bosan itu akan
berubah jadi menyenangkan bila berada di sisi Albert.
Sepanjang perjalanan
ku perhatikan Albert menutup hidungnya terus.
"...................????"
aku berpikir apa yang terjadi.
Apa Albert tidak
tahan naik transportasi darat kayak gini ya? Atau dia sekarang lagi mabok
darat?
OMG.....
"Bet! Kenapa
kau?" tanyaku.
"Nggak tahan
bau AC." jawab Albert.
Waduh.... Ternyata
itu toh permasalahannya.
"Pak! AC
mobilnya boleh dimatikan aja nggak pak? Soalnya nie adek saya nggak tahan
AC." pintaku kepada abang driver.
"Oh.... Iya
bang. Kita buka aja ya jendelanya." jawab abang driver sambil menurunkan
jendela kaca mobilnya.
Akhirnya Albert bisa
bernafas lega tanpa harus tutup hidung. Syukurlah, kirain tadi mabok darat.
Kalau sampai muntah di sini bisa gawat. Haduh....
*****
"Bet! Pernah
kau ke sini?" tanyaku kepada Albert prihal kota Medan yang kita jalani
sekarang.
"Nggak pernah
ke mana-mana aku." jawab Albert.
"Kau suka makan
apa?" tanyaku.
"Manuk,
tempe." jawab Albert singkat.
"Ya sudah,
nanti kita cari tempat makan yang ada jual ayam dan tempenya." jawabku.
"Ya."
jawab Albert.
Mobil pun melajau
menyusuri jalanan kota Medan yang walau pun aspal, tapi ada aja yang rusak di
rute kita ini belum lagi macat kota Medan yang mungkin tak seberapa kota
Jakarta. Hehehehe... Kini hari sudah mulai gelap dan kita sampai di sebuah mall
yang sangat sering ku kunjungi.
Plaza Medan Fair.
Yap...
Di sinilah kita akan
kencan di malam Minggu kali ini.
Bersambung.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar