Selasa, 05 Desember 2017

NAMANYA ALBERT (Lembaran 3)

Abang iparku terlihat akrab dengan kakak dan suami kakaknya, sedangkan aku merasa ada sesuatu yang tak bisa lepas dari pandanganku. "Kenapa bisa ada bocah cakep seperti ini di sini?" tanyaku dalam hati. Aku ingin sekali bisa akrab dengan bocah ini. Kakaknya abangku menyuruh anak kecil itu untuk membeli kopimix di kedai depan kostan mereka. Aku ingin sekali mengejarnya dan pergi bersamanya, tapi aku kan belum akrab bahkan belum kenal dengannya. Selanjutnya aku hanya ngobrol dengan kakaknya abang tentang keseharianku dan sesekali aku menanyakan beberapa pertanyaan tentang keluarga mereka.

Namanya Albert. Bocah kecil itu ternyata bernama Albert dan nama panjangnya aku lupa. Ku lihat wajahnya yang polos itu khas bocah kampung yang menatap fokus ke televisi. Kakak abang menyodorkan secangkir kopimix kepadaku. Walau sebenarnya aku nggak begitu suka minum-minuman seperti ini, tapi apa boleh buat ya minum aja. Karena bagiku nggak enak menolak pemberian orang. Abang membawakan kue buatan istrinya yaitu kue buatan kakakku. Ada kue donat kentang satu tupperware besar. Hemmmm... kakakku emang demen masak kue yang beginian. Walau topingnya dah berantakan diperjalanan, tapi nggak apa lah dan harus bisa dimaklumi. Aku menyukai kue buatan kakakku walau terkadang kakakku juga gagal beberapa dalam membuat kue eksperimennya. Wew....

Next...

Untuk membunuh kebosanan dan untuk maksud tujuan lain, aku mengeluarkan hp smartphoneku dan bermain sebuah game yang bernama COC. Sebuah game yang dulu aku nggak menyukainya ketika lagi buming-bumingnya dulu. Malah aku main ketika orang dah terasa sudah mulai bosan memainkannya. Tapi klaau untuk sekarang aku nggak main lagi sih karena teman-temanku yang lain yang dulu main game ini juga nggak main lagi. Waduh... Ceritanya melebar tah kemana-mana, hahahaha....

Selanjutnya aku merasa udara terasa dingin dan bulu kudukku pun berdiri, serasa ada yang memperhatikan grak-grikku dalam bermain game. Aku melihat ke arah sekitaran dan ternyata ada sesosok makhluk kecil yang seolah sedikit demi sedikit mendekatiku. Jantungku pun berdetak kencang dan ku beranikan diri untuk berkomunikasi dengannya. Ew...

"Albert mau main? Nie ada beberapa game." ku perlihatkan beberapa game kepada Albert.
Terlihat Albert memerhatikan arahanku dengan seksama. Aku sepertinya sudah mulai terbiasa dengan ruangan sempit dan sumpek ini.



Kail Pancing dan Sliter menjadi game yang cukup simpel untuk dimainkan Albert yang notabenya adalah anak kampung yang nggak paham teknologi. Albert nggak seperti Cikam yang paham semua game di hp aku. Hemmmm... "Cikam" nanti deh kita bahas Cikam... sekarang bahas Albert dulu.

Next...

Mulai terasa akrab dengan Albert. Emang game itu adalah sarana pemersatu dengan bocah ya. Hehehehe....

Aku pun tambah akrab dengan kakaknya abang yaitu ibu nya Albert. Kita bicara banyak hal, dari sakit yang diderita ayah Albert sampai prestasi Albert di sekolah yang tak main-main. Albert itu anak yang pintar ternyat, selalu menduduki kursi pertama pada hasil akhir kelas atau ranking 1 selalu. Walau pernah nggak masuk sebulan sebelumnya dia masih bisa dapat peringkat pertama di kelasnya. Tapi sekarang Albert sudah sekitaran sebulan di kostan ini dan meninggalkan sekolahnya. Hal yang miris dan menyayat hatiku. Albert untuk sementara ini nggak bisa sekolah dan harus menemani ayahnya untuk cekup ke RS tiap harinya. Sedihnya hatiku... tapi itulah tanggungjawab yang dipikul Albert yang tak pernah dikeluhkannya. Nie bocah pintar dan pengertian sama orangtua. Duh... jadi ingin bawa pulang aja yang kayak gini ke asrama.

Sekedar basa-basi ku ajakin Albert untuk main ke tempat tinggalku di asrama yang jaraknya itu masih sekitaran Kota Medan, nggak kayak rumah pamannya yaitu abang iparku ini yang tinggal di kampungku yang rumahnya dari kota Medan mungkin memakan waktu 2 jam lagi. Ibu Albert pun bertanya pada Albert kalau mau ikut ke tempatku juga nggak apa. Wah... nie ibu Albert menanggapi serius kata-kataku. Albert pun terlihat fokus pada hp ku dan nggak fokus dengan pembicaraanku dengan ibunya. Weleh... bocah is bocah, kalau dah main game maka yang lain dilupakan. Ya sudahlah...

Apa pun itu... sesuatu yang ku kira bakal ngebosenin malah buatku bahagia banget untuk ikut jenguk orang sakit hari itu. Seseorang yang baru yang mencuri perhatianku dan membawa hatiku.

Albert...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar