Jumat, 08 Desember 2017

SEBOTOL KECAP (Lembaran 4)

Hari menjelang sore tapi bukan mau pulang, tapi aku hanya penat di kamar kosan tempat kakaknya abang iparku tinggal. Aku ajak Albert untuk keluar seputaran rumah sakit dan Albert pun mau menemaniku. Nie bocah cepat banget akrab dengan orang asing, padahal baru kali ini ketemu. Jantung deg-degkan jalan berdua menyusri jalan rumah sakit dan beberapa percakapan pun terjadi.

Suasana begitu sepi dan tenang, karena daerah ini daerah tempat-tempat kostan pasien rumah sakit atau keluarga pasien yang sedang di rawat di rumah sakit. Dan terpikir olehku untuk bawa albert ke tempat yang lebih sepi lagi dan culik dia. Hehehehehe.... Apa perlu abis itu ku mutilasi? Wah... Jangan deh, nanti nggak ada lagi yang imut. Cukup culik aja dan ahhhhhh..... ahhhhhh..... ahhhhhh.... aja. Wih... parah nie khayalan om-om raptor yang nafsunya dah diubun-ubun. Bayangin aja nie bocah original... nggak kw atau great ori. Mulus dan polos belum pernah ternodai bahkan belum ternodai dengan hal-hal yang berbau porno atau apa gitu. Bikin nggak tenang kalau jalan bersamanya.

Next.....
Katanya percakapan dimulai, kok belum ada teks percakapannya?
Iya deh.... maaf, nie percekapannya.

...........

"Namamu siapa?" tanyaku menanyakan nama lengkapnya.
"Albert ........." jawabnya, tapi aku nggak fokus mengingat namanya.
"Sekarang dah kelas berapa?" tanyaku lagi.
"Kelas 5" jawabnya.

Nie adegannya sambil jalan melewati jalan yang sepi ya.

"Apa kerjaanmu di sini?" tanyaku lagi.
"Ngantar bapak cek ke rumah sakit." jawab Albert lagi.
"Tiap hari ceknya?" tanyaku kembali.
"Enggak, (bla... bla... bla....)." Albert menyebutkan nama-nama hari yang aku nggak fokus untuk mengingatnya.
"Dah berapa lama di sini?" tanyaku lagi.
"Sebulan." jawanbnya singkat.
"Jadi nggak sekolah kau jadinya?" tanyaku lagi.
"Enggak." jawab Albert.

Aku terdiam sejenak memikirkan apa yang terjadi pada Albert. Menurut penuturan emaknya, nie bocah pintar sangat. Nggak sekolah sebulan aja dulu masih pegang peringkat pertama di sekolahnya. Albert rajin belajar, rajin menabung dan tidak sombong. Hehehehe..... Pastinya sebenarnya aku turut prihatin melihat kondisi Albert seperti itu. Tapi naluri Raptorku yang jahat menganggap ini sebenarnya adalah kesempatan emas untuk memakannya. Wew.... emang Raptor kanibal ya. Ih....

Raptor emang jahat ya?
Atau gimana?
Bagaimana pendapat kalian teman-teman?
Komen di bawah ya....

"Kalau di sini bosan nggak kau?" tanyaku.
"Ya bosanlah. Nggak ada kawanku di sini." jawabnya.
"Biasanya main ke mana kau kalau bosan?" tanyaku lagi.
"Main dekat rumah sakit." jawabnya.

Aku pun bingung mau ajak nie bocah ke mana. Sekarang kami sedang berada di sebelah rumah sakit yang berkaitan dengan jalan besar yang dilalui angkot. Sekitaran ruamh sakit ditumbuhi pohon-pohon besar yang membuat suasana rumah sakit rindang dan tidak terik-terik sangat. Aku putuskan untuk beristirahat bersama Albert di bawah pohon pinggir jalan tersebut. Aku pun mengeluarkan hp ku lagi yang tadi sudah dimainin Albert. Aku pun cek hp dan melihat game apa yang bisa dimainkan Albert. Ada beberapa permainan, tak banyak sih tapi di antaranya adalah COC tapi mungkin nggak cocok untuk Albert, ada juga pesawat temput Strikers II 1945 yang dulu sering ku mainin di playstation tapi ini bentuk game androidnya. Albert memainkan game pesawat tempur di hp-ku, tapi sepertinya dia tidak terlalu baik mainnya. Game berikutnya adalah game mobil balap Asphalt 8: Airborne. Game yang satu ini cukup menarik dimainkan Albert dan kelihatannya dia menyukainya selain game mancing yang telah diulas di kisah seblumnya dan yang terakhir game yang dimainkan Albert adalah Slither.io, yaitu game uler-uleran yang kekinian yang sering kita mainkan di hp jaman dulu.

Entah kenapa kalau melihat bocah senang dan bahagia dan bisa bermanfaat bagi mereka, aku merasa sangat senang dan puas sekali. Rasanya tak ingin waktu kan berlalu dan ingin ku katakan kepada mentari agar jahan terbenam dahulu. Tapi apa boleh buat, aku hanyalah makhluk lemah yang terbatas waktu. Tapi selama bisa buat Albert tersenyum itu sudah membuatku senang banget. Makasih abang iparku yang telah mempertemukan aku dengan Albert Soulmate-ku.... Cie.... Ngayal edition. Hehehehe....

...........

Aku merasakan sebuah getaran yang kencang dan itu terjadi berulang-ulang. Ada apa ini? Apa yang ku rasakan ini? Wew.... Eh... ternyata hp di kantong celanaku berbunyi dan bergetar. Sudah beberapa panggilan tak terjawab. Eh... si abang nelpon. Wait... angkat dulu.

"Halo.... Apa bang?"
"Aku lagi depan rumah sakit."
"Iya... sama Albert aku di sini."
"Dah mau pulang ya?"
"Belikan kecap dulu? Aku nggak tau tempatnya."
"Oh... ya udah kalau Albert tau tempatnya."



Kita-kira seperti itulah jawabanku tadi ditelpon oleh abang. Aku dan Albert bergegas dari tempat duduk kami tadi. Beli kecap ya, belinya di swalayan dekat rumah sakit. Aku tawari Albert jajan tapi sepertinya Albert tidak tertarik atau segan. Hemmmmm... nie anak baik dan nggak mau boros-boros, Sungguh anak yang baik.

Setelah beli kecap, aku dan Albert bergegas pulang ke kostan tempat mereka tinggal. Aku tawari Albert untuk berkunjung ke tempatku kalau merasa bosan di sini, sejenak refreshing aja. Albert pun mau, tapi tanya emaknya dulu katanya. Tapi ya bukan eps kali ini ya... soalnya aku juga belum ada waktu dan masih ada urusan ini itu, dikhawatirkan tidak bisa temani Albert juga kalau ku bawa dia ke asramaku.

Sesampainya di kostan lagi aku meminta izin kalau kapan-kapan Albert boleh ku bawa ke asramaku. Jarak kan nggak begitu jauh juga, masih sekitaran kota Medan. Ayah Albert mengizinkan kalau Albert bersedia mau ikut, so pastinya Albert mau. Ya sudah pekan depan ku akan jemput Albert. Aku bilang kalau hari Jumat aku nggak kerja dan Kamis pulang setengah hari, Tapi Kamis ada cekup ayah Albert. Ya sudah kalau gitu Jumat ku cemput dan Minggu ku antarkan balik nanti dan ayah Albert setuju walau Jumat pagi ayah Albert ada cekup ke rumah sakit. Wah... ayah Albert pengertian banget nie sama aku yang kesepian dan kering hatiku tanpa adanya bocah, soalnya Fakih dan Azmi dan makin nggak pernah main ke asramaku lagi setelah temanku nggak tinggal di asrama disebabkan sudah menikah. Wew...

Fakih dan Azmi?
Emang mereka siapa ya?
Wah... nanti aja kita ulas...
Soalnya kali ini kita akan bercerita tentang Albert terlebih dahulu.
Oke manteman.
Hihihihi.....

Oke.... Balik lagi ke cerita Albert. Aku dan abang iparku pun berpamitan dan aku berjanji akan jenguk Albert lagi dan bawa Albert untuk ke tempatku. Mereka sangat senang sekali dikunjungi dan Albert pun senang dan sepertinya nggak sabar menunggu untuk bertemu lagi di pekan depan.

Bye Albert....
Bahagia walau harus menunggu sepekan lagi untuk bertemu kembali dengan Albert. Pastinya di eps berikutnya ada kisah yang lebih menarik lagi untuk kita bahas.

Oke deh manteman... like, komen dan subscribe ya postingan aku. Dan jangan lupa di share ke yang lain bisar lebih seru lagi. Hehehehe....

Bye...

Selasa, 05 Desember 2017

NAMANYA ALBERT (Lembaran 3)

Abang iparku terlihat akrab dengan kakak dan suami kakaknya, sedangkan aku merasa ada sesuatu yang tak bisa lepas dari pandanganku. "Kenapa bisa ada bocah cakep seperti ini di sini?" tanyaku dalam hati. Aku ingin sekali bisa akrab dengan bocah ini. Kakaknya abangku menyuruh anak kecil itu untuk membeli kopimix di kedai depan kostan mereka. Aku ingin sekali mengejarnya dan pergi bersamanya, tapi aku kan belum akrab bahkan belum kenal dengannya. Selanjutnya aku hanya ngobrol dengan kakaknya abang tentang keseharianku dan sesekali aku menanyakan beberapa pertanyaan tentang keluarga mereka.

Namanya Albert. Bocah kecil itu ternyata bernama Albert dan nama panjangnya aku lupa. Ku lihat wajahnya yang polos itu khas bocah kampung yang menatap fokus ke televisi. Kakak abang menyodorkan secangkir kopimix kepadaku. Walau sebenarnya aku nggak begitu suka minum-minuman seperti ini, tapi apa boleh buat ya minum aja. Karena bagiku nggak enak menolak pemberian orang. Abang membawakan kue buatan istrinya yaitu kue buatan kakakku. Ada kue donat kentang satu tupperware besar. Hemmmm... kakakku emang demen masak kue yang beginian. Walau topingnya dah berantakan diperjalanan, tapi nggak apa lah dan harus bisa dimaklumi. Aku menyukai kue buatan kakakku walau terkadang kakakku juga gagal beberapa dalam membuat kue eksperimennya. Wew....

Next...

Untuk membunuh kebosanan dan untuk maksud tujuan lain, aku mengeluarkan hp smartphoneku dan bermain sebuah game yang bernama COC. Sebuah game yang dulu aku nggak menyukainya ketika lagi buming-bumingnya dulu. Malah aku main ketika orang dah terasa sudah mulai bosan memainkannya. Tapi klaau untuk sekarang aku nggak main lagi sih karena teman-temanku yang lain yang dulu main game ini juga nggak main lagi. Waduh... Ceritanya melebar tah kemana-mana, hahahaha....

Selanjutnya aku merasa udara terasa dingin dan bulu kudukku pun berdiri, serasa ada yang memperhatikan grak-grikku dalam bermain game. Aku melihat ke arah sekitaran dan ternyata ada sesosok makhluk kecil yang seolah sedikit demi sedikit mendekatiku. Jantungku pun berdetak kencang dan ku beranikan diri untuk berkomunikasi dengannya. Ew...

"Albert mau main? Nie ada beberapa game." ku perlihatkan beberapa game kepada Albert.
Terlihat Albert memerhatikan arahanku dengan seksama. Aku sepertinya sudah mulai terbiasa dengan ruangan sempit dan sumpek ini.



Kail Pancing dan Sliter menjadi game yang cukup simpel untuk dimainkan Albert yang notabenya adalah anak kampung yang nggak paham teknologi. Albert nggak seperti Cikam yang paham semua game di hp aku. Hemmmm... "Cikam" nanti deh kita bahas Cikam... sekarang bahas Albert dulu.

Next...

Mulai terasa akrab dengan Albert. Emang game itu adalah sarana pemersatu dengan bocah ya. Hehehehe....

Aku pun tambah akrab dengan kakaknya abang yaitu ibu nya Albert. Kita bicara banyak hal, dari sakit yang diderita ayah Albert sampai prestasi Albert di sekolah yang tak main-main. Albert itu anak yang pintar ternyat, selalu menduduki kursi pertama pada hasil akhir kelas atau ranking 1 selalu. Walau pernah nggak masuk sebulan sebelumnya dia masih bisa dapat peringkat pertama di kelasnya. Tapi sekarang Albert sudah sekitaran sebulan di kostan ini dan meninggalkan sekolahnya. Hal yang miris dan menyayat hatiku. Albert untuk sementara ini nggak bisa sekolah dan harus menemani ayahnya untuk cekup ke RS tiap harinya. Sedihnya hatiku... tapi itulah tanggungjawab yang dipikul Albert yang tak pernah dikeluhkannya. Nie bocah pintar dan pengertian sama orangtua. Duh... jadi ingin bawa pulang aja yang kayak gini ke asrama.

Sekedar basa-basi ku ajakin Albert untuk main ke tempat tinggalku di asrama yang jaraknya itu masih sekitaran Kota Medan, nggak kayak rumah pamannya yaitu abang iparku ini yang tinggal di kampungku yang rumahnya dari kota Medan mungkin memakan waktu 2 jam lagi. Ibu Albert pun bertanya pada Albert kalau mau ikut ke tempatku juga nggak apa. Wah... nie ibu Albert menanggapi serius kata-kataku. Albert pun terlihat fokus pada hp ku dan nggak fokus dengan pembicaraanku dengan ibunya. Weleh... bocah is bocah, kalau dah main game maka yang lain dilupakan. Ya sudahlah...

Apa pun itu... sesuatu yang ku kira bakal ngebosenin malah buatku bahagia banget untuk ikut jenguk orang sakit hari itu. Seseorang yang baru yang mencuri perhatianku dan membawa hatiku.

Albert...