None
Pagi yang seru
bersama adek-adekan yang bikin ngaceng. Ku pelu tubuh Andre dan ku ciumin
pentil susunya yang tak ada airnya.
"Dah ah...
Geli bang. Jauh jauh jauh....." seru Andre sambil mendorong kepalaku.
Aku menurunkan kepalaku
dan menjilati perut Andre.
"Emmmmm.....
Udah ah bang." seru Andre sambil meronta-ronta.
Aku masih saja
iseng menjilati perut Andre dan makin turun lagi karena Andre meronta terus.
Terdapat daging lebih di bawah perutnya. Tak menunggu kama aku pun turut
memainkan otong itu yang masih layu kayak lintah. Tak luput dari permainanku,
dua buah bola yang diengkrami burung abadi pun turut ku mainkan. Lintah Andre
nampak besar seperti telah menghisap darah yang banyak, darah dari nafsu dan
birahi yang menggelora.
"Hek...."
suara Andre tertahan dan kedua tangan Andre pun menahan kepalaku.
Kepalaku masih
betah bermain dengan daging lebih di bawah perut Andre itu. Nafas Andre memburu
dan jantungnya berdetak kencang. Ku rasakan getaran itu sangat terasa kuat.
"Emmmmm....
Udah bang, jangan! Geli.... Hemmmmm....." terdengar suara Andre meracau.
Aku masih tak
menghiraukan apa yang dikatakan Andre, yang pastinya hari ini Andre adelah
milikku seutuhnya. Sesaat kemudian aku pun menarik kepalaku dari sebuah benda
tumpul keras yang terbuat dari daging itu. Terlihat tubuh Andre bergetar,
jantungnya berdegub kencang memompa adrenalin yang membara. Tubuhnya terlihat
lemas seolah pasrah untuk diapa-apain. Tenang saja, aku nggak akan biarkan kau
lama menanti kisah ini dirajut Andre.
Perlahan ku
dekati tubuh Andre lagi dan ku hisap puting susu kanan Andre. Tangan Andre tak
lagi melakukan pembrontakan, hanya menyentuhkan kedua tangannya di kepalaku
tanpa mendorongnya. Nafas Andre tersenggal dan memburu. Suara nafas Andre
terdengar cukup keras dan tubuhnya mulai basah oleh keringat. Aku melanjutkan
ke puting Andre yang sebelah kiri dan masih tak ada perlawanan. Muingkin Andre
sudah tidak memiliki tenaga lagi atau sudah pasrah untuk menyerahkan tubuhnya
ini kepadaku. Apa pun itu aku menyukainya.
Suasana kamar
ini sepertinya semakin memanas dan aku pun menaikkan intens seranganku. Ku cium
leher Andre yang membuatnya meronta-ronta, karena mungkin leher termasuk bagian
yang sangat sensitif di tubuh Andre. Andre tak banyak komentar, hanya suara
lenguhannya saja yang terdengar seperti suara sapi. Hahahaha....
Ku peluk tubuh
Andre dan kont*lku yang sudah mengeras bergesekan dengan kont*l Andre. Kaki
Andre mengepit tubuhku seolah-olah sudah siapa untuk digagahi olehku, tapi
tunggu sebenatar ya Ndre, aku masih ingin bermain yang lain dulu. Aku masih
bermain dengan leher dan ku jilati ketek Andre yang membuatnya meronta-ronta
kayak ulat bulu.
Sejeak aku
menghentikan agresiku dan menatap wajah Andre yang terengah-engah dengan mata
tertutup. Masih terdengar suara nafasnya kencang dan detak jantung di dadanya
yang berdebar kencang. Ku dekatkan wajahku ke wajah Andre. Wajah ini dekat dan
mendekat perlahan sampai bibir ini pun menyentuh bibir Andre. Andre pun menutup
bibirnya rapat-rapat. Aku mengangkat kemabali wajahku dan menatap wajahnya
kemabali. Andre membuka matanya dan menggelengkan kepalanya mengisyaratkan
enggak. Aku tersenyum nakal kepadanya dan ku sentuhkan jari telunjukku di
bagian pinggir perutnya yang rada sensitif.
"Aaaaa'"
suara Andre refleks karena mendapat rangsangan geli di areal pinggir perutnya.
Aku mendaratkan
ciumanku di mulutnya yang saat itu terbuka. Aku menciumi Andre dengan
memasukkan lidahku ke mulutnya untuk bermain dengan lidah Andre. Andre tampak kaku
dan kewalahan menerima serangan dari bibir dan lidahku ini, walau akhirnya
Andre berusaha mengimbanginya. Aku memeluk erat tubuh Andre sembari tangan
kananku mengelus-elus rambut Andre dan tangan kiriku memainkan puting susu
kanan Andre. Terlihat kalau sekarang Andre sudah masuk kemode full. Full Raptor
auto birahi. Kini tangan Andre memelukku sambil belai belai punggungku. Aku pun
melepaskan ciuman tadi dan turun ke lehernya. Andre masih mengelus elus
punggungku dengan lembut. Aku menarik tubuhku menjauh dari tubuh Andre yang
terkulai lemas. Ku tatapi wajah Andre dari ujung rambut sampi turun ke bawah ke
ujung tit*t Andre. Tit*t Andre lumayan besar walau masih besaran punyaku dikit,
jadi nggak kalah tender sama Andre.
Perlahan ku
lebarkan kaki Andre dan Andre pun menutup lubang mataharinya. Aku pun
menatapnya dengan tatapan penuh Arti dengan senyum tipis.
"Sakit
bang." seru Andre lirih.
"Pelan-pelan
kok." jawabku meyakinkan Andre kalau semuanya akan baik-baik saja.
Aku pun
mendekatkan kepalaku dan menciumi dan menjilati lubang Andre yang sebenarnya
tak selayaknya ku lakukan. Tangan Andre meremas rambutku dan tubuhnya bergetar
menahan deru nikmat dan geli yang dia dapatkan. Tangan kananku menggenggam
tit*t Andre dan membuat gerakan naik turun membuat Andre semakin menjadi-jadi.
Suara lenguhan Andre mulai terdengar tak sanggup untuk menyembunyikan
bahwasannya dia juga menikmati permainan ini. Kini lubang Andre sudah sangat
basah dengan liur ini dan aku pun membasahi jari telunjukku dan aku menjilati dan
megemut tit*t Andre sebelum memasukkan jari telunjukku ke lubang kenikmatan
Andre. Centi demi centi telunjukku mulai tenggelam ke dalam lubang yang hangat
itu diiringi rintihan suara Andre yang menahan rasa ingin BAB itu.
"Emmmmmmmmmm........
Bang, sa kiit." terdengar suara Andre lirih.
Aku pun
berhenti memasukkan jariku lebih dalam dan mencabutnya kembali. Ku tambah air
liurku di jariku dan ku emut kencang tit*t Andre sembari mencoba memasukkan
kembali jari telunjukku itu lagi. Masih terdengar suara erangan Andre yang
tertahan. Aku mencoba untuk memaju mundurkan jariku di dalam lubang Andre yang
hangat sambil menaikkan intensitas emutanku di tit*t Andre. Tangan Andre
menjambak rambutku erat dan tubuhnya pun bergetar hebat menggeliat kayak ulat
bulu sambil ku percepat pula hujaman jariku di dalam lubang Andre.
"Emmmmmhhhhh....
Emmmmmhhhhhh......" hanya itu yang terdengar dari mulut Andre yang
tertutup rapat oleh bibirnya.
Setelah semua
itu ku rasa telah tepat dan siap, aku pun mencabut jariku dari lubang
kenikmatan Andre. Ku menatap wajahnya yang seolah tak ingin tapi kayak masih
menyimpan sebuah kata penasaran. Mungkin sakit iya, tapi nikmat juga nggak bisa
ditolaknya. Sungguh jahat kau Ri, anak orang dah abis kau buat. Jahat...
"Jangan
bang." seru Andre sambil geleng-gelengkan kepalanya dan menutup lubangnya
dengan kedua tangannya.
Aku pun
memberikan ekspresi wajah yang meyakinkannya bahwa ini akan baik baik saja.
Andre pun membuka selangkangannya dan bembuka lubang yang tadi di tutupnya.
Mata Andre terpejam seolah tak kuasa menerima kenyataan kalau dia bakal
digagahi oleh seoarang pemuda yang mungkin telah dianggapnya sebagai abangnya
sendiri. Tapi beginilah kenyataan, terkadang tak berjalan lancar sesuai
harapan. Tapi apakah ini termasuk salah satu dari harapan Andre? Apa pun itu
yang penting bagiku adalah "Josss..." karena dah kepalang nafsu.
Tit*tku sudah
berada tepat di posisi depan lubang Andre. Perlahan tapi pasti tit*tku itu ku
dorong memasuki lubang hangat milik Andre. Sekarang kepalanya telah tenggelam
tertelan oleh lubang kehangatan yang sempit banget itu.
"Eeeeeeeeeehhhhhhh......"
terdengar suara lenguhan Andre menahan rasa sakit itu sambil menggigit
bibirnya.
Jantung Andre
berdetak dengan cepatnya. Aku berhenti sejenah mendorong dan tangan Andre
menahan dorongan pahaku dan pinggulku yang semakin lama semakin merapat dengan
selangkangannya. Aku melanjutkan kembali doronganku walau tangan Andre berusaha
keras untuk menahannya. Sekarang tit*tku mentok sudah nggak bisa dimasukkan
lagi.
"Heekkkk..."
suara Andre tertahan.
Perlahan ku
mundurkan kembali tit*tku dan ku dorong perlahan. Terlihat Andre menggeliat
bagai ulat bulu dan akhirnya ritme gerakanku pun semakin cepat memompa lubang
kenikmatan milik Andre. Andre berusaha menahan gerakan tubuhku agar tidak
bergerak apa lagi makin cepat, tapi itu adalah perbuatan sia-sia karena aku tak
akan membiarkan hal ini berhenti sampai di sini.
"Ahhhh
ahhh ahhhh ahhhhh....."
"Uhhhhhh...."
"Udah
bang."
"Sa
kit.... Emmmmmhhhhhh......"
Ceracau Andre
keluar dari mulutnya tapi aku tak menghiraukannya. Hujaman kont*lku semakin
keras dan cepat seperti singa yang sedang memangsa buruannya dengan buas.
Selanjutnya ku dekatkan tubuhku ke tubuh Andre dan wajahku ke wajahnya. Ku
ciumi bibir lembut Andre yang berusaha ditutupnya rapat-rapat walau pada
akhirnya Andre mau juga membuka mulutnya hingga lidah ini pun saling beradu dan
bertukar liur kenikmatan ini. Kedua tangan Andre melingkar di punggungku dan
mendekapnya erat, sedangkan hujaman kont*lku semakin cepat-semakin keras
menghujam lobang kenikmatan Andre. Mulut ini masih menciumi bibirnya dan turun
ke leher Andre. Ku cium leher Andre walau aku tak ingin meninggalkan bekas
cupangan, jadi ku jilat-jilat leher Andre yang terasa sedikit asin karena
keringatnya mulai bercucuran. Aku menjauhkan tubuhku dan menikmati ekspresi
wajah Andre yang menahan nikmat dan sakit secara bersamaan dengan hujaman
kont*lku. Aku tak ingin menyudahi permainan ini.
Ku balikkan
badan Andre yang lemah tak bertenaga setelah ku cabut senjata tongkat sakti
kepemilikanku. Kini belahan pant*t Andre sedang terekspos di depan mataku. Ku
belai dan ku remas kedua bongkahan daging yang kenyal itu. Ku dekatkan wajahku
dan ku ciumi dan ku jilati lubang itu lagi dari sisi yang berbeda sekarang.
Mungkin aku sudah gila, tapi inilah aku yang tak bisa kendalikan sisi gelap
hidupku. Ku ludahi lubang Andre dan ku lumasi kembali kont*lku dengan liurku.
Perlahan ku dekatkan kont*lku dengan belkan gunung milik Andre tepat pada
lubang kenikmatannya. Ku sentuhkan kont*lku pada lubang itu dan ku masukkan
kepala kont*lku perlahan dan ku hentakkan keras menghujam lubang kenikmatan
Andre. Pekikan kencang keluar dari mulut Andre.
"Ahhhhhhhhhhhh........."
"Emmmmmmmmmmmmmm...."
Suara Andre ku
tahan dengan bekapan tanganku dan tubuhku pun mulai memompa lubang kenikmatan
milik Andre sekali lagi. Erangan-demi erangan itu keluar dari mulut Andre, tapi
itu hanya membuatku bersemangat untuk menggenjotnya dan tak membuatku iba atas
teriakan kesakitannya. Aku sudah gelap mata dan tak lagi dapat mengendalikan
diri. Ku dekap tubuh Andre dari belakang dan ku ciumi lehernya dari belakang.
"Gimana
sayang, enakkan kont*l abang?" seruku sambil masing menggenjotnya.
"Emmm
emmmm..... Sa kit bang." seru Andre meringis.
"Iya...
Tapi enakkan." seruku lagi.
"Emmmm
emmmmmm....." suara Andre tanpa jawaban dari pertanyaanku.
Sekarang kau
milikku sepenuhnya, berikan aku seluruh kenikmatan yang bisa kau berikan padaku
Andre. Hahahahaha....
Kini ku tarik
pinggul Andre dan sekarang Andre seperti nungging dan aku masih saja menggenjot
lubang Andre dalam posisi dogy style. Nikmat banget dan kont*l ini mentok. Ku
pukul perlahan belahan pant*t Andre yang menggepit kont*lku dengan jadi
jemariku.
"Ahhhhh
ahhhhh ahhhhhh sakit bang. Ahhhhhhh....." terdengar suara Andre.
Kini ku tarik
tubuh Andre yang lemas dan ku dekap dari belakang. Kita sekarang berdiri dengan
lutut sambil tetap ku genjot lubang Andre tanpa ampun. Ku mainkan puting susu
Andre dan ku ciumi leher dan ku cipok mulutnya dengan buas. Andre berusaha
mengimbangi kebuasanku tapi tak kan lah bisa karena Andre tak mengerti apa-apa
tentang seks seperti ini. Aku sudah bukan menjadi diriku yang biasa, kini aku
sudah memasuki mode Full Raptor. Andre bagaikan domba kecil di mulut sang
Raptor yang lapar.
Aku rebahkan
tubuh Andre kembali dengan posisi miring menyamping. Ku sedikit menekuk Kakinya
dan memasukkan kont*lku kembali di antara celah pant*tnya lagi. Ku masih
semangat menggenjot tubuh Andre.
"Sudah
bang ahhhhhh ahhhhhh aku dah nggak tahan. Ahhhhh nggak kuat lagi. Ahhhhh ahhhhh
ahhhhhh....." seru Andre lirih.
Aku nggak
memperdulikan tubuh Andre yang sudah lemes berat. Ku tarikkan tubuh Andre ke
tepi ranjang dan aku pun turun dari ranjang. Ku telantangkan tubuh Andre dan ku
buka kembali selangkangan Andre dan kakinya ku angkat ke atas. Ku dorongkan
kembali kontolku yang masih joss itu ke lubang Andre.
"Ahhhhh
ahhhh ahhhhh.... Sudah bang.... Ahhhhh ahhhhh....." seru Andre sudah tak
tahan karena abis tenaga.
Ku kocok kont*l
Andre sambil ku genjot lubang Andre.
"Bang....
Aku mau keluar." seru Andre.
Aku pun
mempercepat gerakan tanganku di kontol Andre dan mempercepat gerakan memompa
kont*lku di lubang Andre.
"Ehhhh
ahhhhhhhhhhhhhh......" lenguh Andre dan tubuhnya bergetar.
Mani Andre
menyembur banyak ke perut dan sampai ke wajahnya. Sungguh pemandangan yang
sangat eksotis. Aku masih memompa lubang Andre yang sudah cenat-cenut itu. Aku
pun akhirnya game over juga.
"Emmmmmmmmmm......."
suaraku tertahan dan memompakan mani itu ke lubang kenikmatan Andre.
Aku masih
memompa lubang Andere walau kont*lku sudah menyemburkan muatannya. Akhirnya aku
menghentikan sranganku dan mencabut kont*lku dari lubang Andre. Tampak cairan
putih kental mengalir dari lubang kenikmatan Andre dan sedikit bercampur dengan
noda merah dalam putihnya maniku. Itu adalah darah kesucian Andre yang telah ku
renggut dan ku lihat sepertinya lubang Andre pun sudah menganga tak rapat
seperti semula lagi seperti sebelum ku jamah. Maaf kan aku Andre, tapi aku tak
menyesali perbuatan ini. Sebuah cinta yang menurutku sepadan walau itu hanya
menurutku.
Hahahaha... Kau
sungguh Jahat Ri.... Dasar Raptor. Kau lulus Jadi Raptor....
Aku mengambil
handukku dan mengelap lelehan mani yang bercampur darah suci Andre. Aku merayap
ke atas tubuh Andre dan memeluknya erat.
"Ka
kau...." seru Andre protes atas perlakuanku.
"Seeettttttttttt........"
ku tutup bibir Andre dengan jariku.
"Aku
menyayangimu, sangat sayang." seruku lembut dan ku kecup bibir Andre dan
memelukmnya erat.
Andre berhenti protes
dan terdiam. Aku mengangkat tubuhnya dan Andre berpelukan erat pada tubuhku. Ku
bawa Andre ke kamar mandi dan ku cium bibir Andre sesekali. Aku masih
menggendong Andre di kamar mandi dan cerus menciumi bibir, leher dan tubuhnya
sebelum aku menurunkannya. Aku menghidupkan keran air dan mengisi bak mandi.
Kmar mandinya nggak ada showernya karena nggak kelas elit.
Ku guyurkan air
yang dingin itu ke kont*lku dan ku bilas dan ku gosok senjata kesayanganku itu.
Aku juga membilas tit*t Andre dan lubang kenikmatan Andre yang sudah luber
tadi. Ku ambil sabun dan ku sabuni daerah ginetal itu perlahan dan lama. Ku
guyurkan segayung air ketubuh Andre dan tubuhku juga. Ku sabuni seluruh tubuhku
dan tubuh Andre. Andre dalam dekapanku dan ku cium bibirnya. Ku bilas sabun
yang menempel di tubuh ini dan tak lupa tubuh Andre juga. Ku raih tangan Andre
dan ku genggam,kan di kont*lku. Andre pun mengambil gerakan mengocok memaju
mundurkan kont*lku yang lemas itu. Perlahan kont*l itu pun tegak kembali dengan
kocokan lembut Andre. Ku tahan tubuh Andre agar menunduk. Andre pun paham
maksudku dan kini Andre telah bersimpuh di hadapan kont*lku. Perlahan wajah
Andre mendekat ku kont*lku yang sudah tegak maks. Andre membuka mulutnya dan
perlahan memasukkan kepala dan batang kont*lku ke dalam mulutnya. Terasa hangat
dan lembut saat lidahnya bermain menjilati kont*lku. Mulut Andre maju mundur
dengan hisapannya yang lembut. Sulit untuk digambarkan suasana hati dan
perasaan ini. Tanpa sadar pinggul ini turut menaju-mundurkan kont*lku di mulut
Andre mengikuti irama. Ku pegang kepala andre dan ku elus rambutnya. Sesekali
ku tahan kepala Andre agar kont*lku masuk lebih dalam lagi ke mulutnya.
"Eh...
Uhk..." suara Andre tersedak.
Ku cabut lagi
kont*lku. Sepertinya Andre tak begitu mempermasalahkan kembali perlakuanku
tadi. Aku pun terus melanjutkan aksiku memompa mulut Andre dengan hujaman
kont*lku. Sesekali Andre menjilat batang dan telurku. Terkadang telurku di
lumat abis buat ngilu. Jilat-jilat emut. Emutan lembut dan sesekali kuat. Aku
terus menghujamkan kont*lu semakin cepat di mulut Andre dan akhirnya.
"Emmmmmmmmmmhhhhhhhhh....."
lenguhanku panjang.
Mani itu banjir
di mulut dan sisanya ku arahkan ke bajah Andre. Aku mengankat tubuh Andre
mengisyaratkannya agar berdiri. Andre pun berdiri di hadapanku. Aku
mengisyaratkan agar Andre menelan maniku dan ku usapkan sisa mani yang tak
banyak di wajahnya sebelum jemariku yang basah oleh mani ku masukkan ke
mulutnya.
"Asin
bang...." seru Andre.
"Iya...
Tapi telan aja, enak kok." seruku dengan senyum penuh makna.
Kita pun
akhirnya melanjutkan acara mandi lagi dengan mandi yang sebenar-benarnya mandi.
Setelah mandi aku handuki Andre dan menggendongnya ke kasur lagi. Aku rebahkan
tubuh Andre di kasur dan ku peluk dan ciumi bibir Andre kembali.
"Dah ah
bang, dari tadi nggak jadi makan kita. Kau ini pun entah apa, dah lapar
aku." seru Andre.
"Bentar
lagi kenapa, lagi seru pun." seruku.
"Iya, kau
yang enak tapi aku yang sakit." seru Andre lagi.
"Lah...
Kau yang keenakan kok malah ngeles." seruku balas Andre.
"Is...
Mampos lah. Dah hampir mati aku tadi nahankannya." Seru Andre dengan nada
keras.
"Tapi kau
suka kan?" tanyaku.
"Suka
kayak mana?" tanya Andre.
"Ya suka
kalau main itu ku tadi." jawabku.
"Is....
Entah apa, nggak jelas pun." seru Andre.
"Iya
lah... 10 menit lagi ya." seruku minta tempo waktu lagi sebelum cek out.
"Iya lah,
asal nggak kau tambah ronde lagi."saru Andre.
"Paling
kau yang minta nanti tambah ronde." seruku.
"Enggak
lah yau, kau yang paling bujukl-bujuk nanti." sru Andre.
"Kalau ku
bujuk kau mau lagi?" tanyaku.
"Is...
Entah sampai kapan kayak gini, dah lapar pun perutku." seru Andre.
"Kau kan
dah sarapan tadi." seruku.
"Sarapan
apa?" tanya Andre.
"Ya
sarapan minum susu rasa keju aku tadilah." jawabku.
"Is....
Jijik. Cuih...." seru Andre.
"Jijik-jijik
tapi kau telan dan nikmati juga kan?" seruku sambil tersenyum greget.
"Is...
Nggak ma....." jawab Andre terhenti karena ku cium bibirnya.
Andre tak
berkata-kata lagi dan matanya pun terpejam kembali. Ciuman demi ciuman hangat
dan lembut bersatu dua bibir dengan air liur ini. Aku cium kening Andre.
"Aku
menyayangimu." seruku membuat Andre bengong dan tersipu malu.
Wajah Andre
memerah setelah ku ucapkan kata sayang barusan tadi. Bak anak gadis yang
mendapatkan cinta pertamanya. Sungguh pengalalaman yang sangat luar biasa
menembak anak lajang orang. Hahahaha...
"Dah yuk
bang." seru Andre lagi.
"Iya-iya.
Ku cek pakaian kita dulu ya, masih basah atau dah kering." seruku.
Aku pun pergi
mengecek pakaian kita yang kita gantungkan di pintu kamar madni tadi. Ku pegang
dan masih terasa kalau pakaian kit aitu masih terasa lembab walau nggak basah
menetes airnya. Aku pun menyampakkan pakain Andre ke arahnya dann memakai
pakaianku sendiri. Setelah siap-siap, kita pun pergi ke rauang loby tempat
reseptionis parkir. Kita cek out dan kembali mendorong Zaki serta menanyakan
prihal bengkel terdekat dari hotel ini. Pihak hotel pun menjelaskan arah mana
bengkel terdekat yang bisa kita dapatkan untuk memperbaiki zaki si kereta
(motor) bututku. Ternyata jaraknya lumayan lah, sekitar 800 meter lagi dari
tempat kita berada sekarang. Aku pun kembali mendorong zaki yang tengah mogok.
“Bang, jadi kau
mau observasi?” tanya Andre.
“Observasi yang
mana?” tanyaku balik.
“Lah.... kan
kau bilang ada yang mau kau cari tau.” Seru Andre.
“Oh... itu ya.
Iya, tapi kita pulang dulu ke rumahmu setelah perbaiki kereta (motor) ini.” Jawabku.
“Iya lah. Aku
bilang dulu sama mamakku.” Seru Andre.
“Ngapain?”
tanyaku.
“Tapi aku mau
ikut abang.” Jawab Andre.
“Lah.... siapa
yang ngajak?” tanyaku sambil memasang wajah senyum palsu.
“Kayak kont*l
kau itu. Mulut kau nggak bisa kau pegang ucapanmu.” Seru Andre kesal.
“Hahahaha...
kau yang ngomong jorok terus pun. Iya, kita izim mamakmu dulu nanti.” Seruku.
"Dah
ah." seru Andre.
"Iya...
Iya... Sip, dah sampek kita di bengkel." seruku.
Sebuah bengkel
kecil yang tak cukup besar, tapi aku berharap kalau zaki bisa ditangani. Kalau
pun nggak bisa aku akan bisa-bisakan. Lah... Kan aku itu juga biasa preteli si
zaki sebagai anak otomotif walau bengkel ayah itu bengkel mobil. Siapa bialng
aku nggak bisa perbaiki kereta (motor)? Paling ayah yang sering ledek aku kalau
masalah ini.
Hemmmmmm......
"Bang,
tolong cekkan keretaku ya mogok nie." seruku kepada salah seorang staf
bengkel yang tengah asik skir/skor klep yang fokus dengan kerjanya. Seseorang
kurus mengenakn topi merek kereta (motor) yang gambar kepakan sayap. Baju lusuh
dan bernoda hitam mungkin karena oli atau minyak gemuk. Abang itu pun akhirnya
menoleh kepadaku untuk membantuku.
Aku terkejut
melihat si abang ini.
"Lah...
Kau?" tanyaku.
Bersambung.....
________________________________
Mozaik berikutnya.
Ketemu
seseorang yang mengejutkanku. Dia ini kan salah satu anggota gank pareman di
sekolahku, terutama kelasku. Ini anak yang ikut serta dalam pengeroyokan ku
saat di rel kereta api.
Pukulan tinju
ini mungkin akan menyadarkannya.
KESATRIA PENJAGA (Mozaik 10)
Kesatria Yang Terbuang